Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ombak di Perairan Muncar Masih Menggila

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: Radar Banyuwangi – Jawa Pos

BANYUWANGI – Ini peringatan bagi para nelayan untuk lebih berhati-hati saat melaut. Ombak di daerah Perairan Muncar, masih belum bersahabat. Angin di daerah ujung timur Pulau Jawa itu, juga berpotensi tinggi.

Dilansir dari Radar Banyuwangi – Jawa Pos, ombak dan angin tinggi di tengah laut itu, telah menyebabkan enam nelayan asal Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, hilang. Dari jumlah itu, dua di antaranya ditemukan dengan kondisi selamat.

“Nelayan harus berhati-hati saat bekerja mencari ikan di tengah laut,” cetus ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pelabuhan Satelit, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Tukimin.

Semua nelayan yang akan melaut, terang dia, diawasi lebih ketat lagi. Itu untuk mengantisipasi adanya kecelakaan dan hilangnya nelayan di laut.

“Kami mengawasi dan memantau menggunakan satelit radio, agar para nelayan selalu siaga,” ujarnya.

Selama ini para nelayan Muncar sering lalai. Mereka tidak memperhatikan kondisi cuaca saat melaut. Dan itu, berakibat fatal dan membahayakan keselamatannya.

“Sebelum nelayan melaut, kami beri informasi mengenai cuaca terkini dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Banyuwangi,” terangnya.

Terkait hilangnya empat nelayan asal Desa Tembokrejo, yang sampai saat ini belum ditemukan, Tukimin menyampaikan itu karena faktor cuaca dan kelalaian nelayan.

“Ini sudah satu minggu hilang dan belum ditemukan, mungkin terbawa ombak ke Samudera Hindia,” ungkapnya.

Untuk diketahui, empat nelayan yang hilang saat mencari ikan di laut dan belum ditemukan, itu Naryo (60) dan Slamet (70) warga Dusun Palurejo, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar; Mustaji (48) dan anaknya Hendra Wahyudi (22) warga Dusun Muncar, Desa Tembokrejo, Banyuwangi.

Sedang dua nelayan yang sudah ditemukan, Irwanto (45) warga Dusun Palurejo, Desa Tembokrejo dan Maskuri (50) warga Dusun Muncar, Desa Tembokrejo, Banyuwangi.

Prakirawan BMKG Banyuwangi, Yustoto Windiarto menyebut suhu muka laut di perairan selatan Jawa Timur yang relatif hangat, mengindikasikan ketersediaan uap air yang cukup untuk penumbuhan awan. Waspadai potensi peningkatan kecepatan angin akibat perbedaan tekanan udara.

“Kondisi itu mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut,” katanya.

Selain itu, diperkirakan gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di perairan laut selatan Banyuwangi. Para nelayan yang melaut, perlu mewaspadai gelombang pasang dan angin kencang yang berpotensi besar melanda wilayah tersebut.

“Nelayan diharap mewaspadai tinggi gelombang di laut selatan Banyuwangi yang tingginya mencapai tiga hingga empat meter, itu sampai pertengahan Juli 2020,” pungkasnya.