Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pedagang di Banyuwangi Dirugikan Kebijakan Minyak Satu Harga

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Pedagang sembako di Pasar Banyuwangi keberatan adanya kebijakan satu harga minyak goreng Rp 14 ribu per Liternya, Selasa (25/1/2022). (Nurul Yaqin/Narasinews.id)

NARASINEWS.ID – Pedagang di Pasar Banyuwangi, mengaku keberatan dengan adanya kebijakan penjualan minyak goreng satu harga Rp 14 ribu perliter.

Menurut pedagang, kebijakan tersebut justru membuat mereka terancam merugi. Dikarenakan sebelum minyak goreng ditetapkan satu harga pedagang telah membeli di atas harga tersebut.

“Pedagang keberatan dipukul rata Rp14 ribu per Liternya. Kalau saya jual Rp14 ribu ya rugi, rugi banyak malah,” kata salah satu pedagang sembako, Jusea (48), Selasa (25/1/2022).

Hingga kini minyak goreng di Pasar Banyuwangi masih dijual di harga Rp17 ribu perliter. Kata dia, para konsumen memilih untuk membeli minyak goreng di tingkat ritel dengan harga Rp14 ribu per liternya.

“Jualnya masih Rp17 ribu tapi tidak laku. Karena semua minyak goreng di pasar modern sudah harga Rp14 ribu. Pada lari ke sana semua,” keluhnya.

Hal senada disampaikan pedagang lain Kinada (38). Dia mengaku para pembeli banyak yang komplain dikarenakan harga minyak goreng di pasar masih lebih mahal ketimbang di toko-toko ritel.

“Pembeli-pembeli komplain, terus bilang ‘sekarang harga minyak goreng sudah turun’. Jadi tidak ada konsumen yang beli minyak di pasar,” ungkapnya.

Kebijakan minyak goreng satu harga ini, sangat berdampak terhadap pedagang sembako di pasar tradisional. Sehingga banyak pedagang yang menanggung rugi.

“Karena sekarang pembeli sudah banyak mendengar info seperti toko swalayan menjual harga di Rp14 ribu per liternya,” sebutnya.

Pedagang meminta agar pemerintah memberikan waktu untuk untuk menghabiskan stok minyak goreng yang masih tidak laku karena perubahan satu harga.

“Pedagang juga berharap ada penstabilan harga minyak. Kalau disamakan harga, para pedagang harus diberi subsidi,” pungkasnya.

Sementara, Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskopumdag) Banyuwangi, Suminten, membenarkan jika harga minyak goreng di pasar tradisional masih ada yang menjual di atas Rp14 ribu per liter.

“Itu karena ada pedagang yang membeli sebelum diterapkan kebijakan satu harga minyak goreng,” kata Suminten.

Suminten menyebut, keluhan pedagang pasar tradisional terlanjur membeli harga diatas Rp14 ribu, tidak hanya dirasakan di Banyuwangi. Hal ini juga terjadi di Kabupaten lainnya.

Untuk mengakomodir keluhan pedagang, lanjut Suminten, Disperindag Provinsi Jawa Timur telah meminta dinas yang ada di kabupaten/kota untuk mendata industri kecil menengah (IKM), yang akan melakukan prevaksi minyak goreng.

“Nantinya juga akan ada sosialisasi dari Menteri Perdagangan, artinya baik di ritel dan pasar tradisional harganya sama Rp14 ribu. Kalau di toko ritel sudah satu harga Rp14 ribu. Pasar tradisional Kamis depan sudah harus menurun Rp14 ribu,” tutupnya.

Sebelumnya pada Senin (24/1/2022) kemarin, Diskopumdag Banyuwangi telah melangsungkan pasar minyak goreng murah di sejumlah titik. Hal itu dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok dan menjaga stabilitas harga minyak di pasaran.

Sumber : https://narasinews.id/pedagang-di-banyuwangi-dirugikan-kebijakan-minyak-satu-harga/