Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pemkab Banyuwangi Gelar Bursa Inovasi Desa 2019

Foto: merdeka
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: merdeka

BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi menggelar bursa inovasi desa 2019. Sebuah event yang menampilkan bermacam inovasi desa, seperti inovasi gerakan pencagahan stunting, pelayanan Go-blik (go-pelayanan publik), desa peduli buruh migran, pembuatan perahu viber hingga destinasi wisata wahana air.

Dilansir dari banyuwangikab, even ini digelar di kasawan wisata hutan Djawatan, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (18/09/2019).

Pagi itu Djawatan terlihat ramai, hampir seluruh keliling wisata hutan dalam kota ini penuh stand inovasi desa. Setidaknya ada 32 inovasi yang ditampilkan di event tersebut yang berasal dari 76 desa di 11 kecamatan.

Kegiatan ini mengundang antusias masyarakat dan pejabat desa untuk melihat inovasi desa. Tampak hadir seluruh camat dan kepala desa serta ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan bursa inovasi desa merupakan ajang penyebaran dan pertukaran ide-ide kreatif dan inovasi masyarakat desa.

“Kegiatan ini digelar untuk mengajak setiap desa menciptakan inovasi yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Yang diharapkan bisa memacu desa-desa di Banyuwangi terus berinovasi,” papar Bupati Anas melalui Facetime.

Bupati Anas juga mengatakan, inovasi itu dinilai penting untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan membangun kemandirian desa. Maka pemkab mendorong setiap desa agar lebih kreatif menciptakan inovasi sesuai dengan potensi sumber daya yang ada di desanya. Dengan harapan desa semakin inovatif mengembangkan potensi desanya.

“Disini, para kepala desa bisa bertukar pikiran dan melihat inovasi desa-desa yang lain. Juga bisa langsung mereplikasi inovasi yang mereka anggap bagus dan cocok dikembangkan di desanya,” ujar Bupati Anas.

“Selain itu, inovasi desa yang telah ditampilkan tidak hanya cukup disini namun bisa berjalan dan bisa diakses oleh masyarakat,” imbuhnya.

Karena kata Bupati Anas, fungsi inovasi bukan untuk ditampilkan saja, namun sejauh mana inovasinya bisa di akses masyarakat.

“Yang terpenting lagi dampak kepuasan masyarakat terhadap inovasi itu sendiri,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kusiyadi, menambahkan, dalam bursa ini masing-masing desa memamerkan inovasi desanya dalam tiga kategori.

Yang pertama kategori Insfrastruktur, seperti pembangkit listrik tenaga air dan pengadaan rumah era Jawa untuk pengendalian hama.

Yang kedua, kategori kewirausahaan, seperti pengolahan kopi robusta, pembuatan dodol dalam berbagai varian dan pembuatan layangan.

Yang ketiga kategori Sumber Daya Manusia (SDM), salah satunya gerakan terpadu atasi masalah gizi stunting (gardu amazing).

“Dari ketiga kategori itu, juga ada inovasi dari Desa Kalibaru Kulon, Kecamatan Kalibaru, dengan inovasi peningkatan pelayanan administrasi dengan cara Jemput Bola atau Godes,” ujar Kusiyadi.

“Dalam inovasi ini petugas melakukan jemput bola ke penduduk terkait administrasi kependudukan, sehingga tidak perlu datang ke desa dan cara ini dianggap memudahkan warga,” tuturnya.

Selain itu, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, membuat inovasi pemanfaatan olahan limbah plastik menjadi produksi tas dan dompet.

Lalu Kecamatan Tegalsari membuat inovasi pembuatan sabun cair dan Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, sampah daur ulang (koran) dijadikan aneka kerajinan. Seperti replika perahu, sepeda gayung dan tempat bunga.

Selama bursa berlangsung, masing-masing desa yang didampingi Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) tampak serius menunjukkan kelebihan inovasi dan saling tukar menukar ide atau gagasan.

Rupanya, bursa inovasi desa ini sangat dirasakan manfaatnya oleh para pejabat di level desa tersebut.

Salah satunya, Sakowi, anggota TPID Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldlimo. Di bursa ini Sakowi juga berkeliling untuk melihat inovasi lainnya.

“Saya terinspirasi untuk meningkatkan inovasi desa saya,” ungkapnya.

Sakowi mengaku, sementara ini pihaknya masih memiliki satu inovasi, yakni golden program Kendalrejo.

“Di program ini kami mencoba memanfaatkan dana desa dengan memberikan bantuan ayam kepada warga kurang mampu untuk dikembangkan agar ekonominya tumbuh,” kata Sakowi.

Bursa inovasi desa 2019 ini digelar selama dua hari dan terbagi dalam dua wilayah. Cluster selatan digelar hari Rabu (18/09/2019) di Djawatan, diikuti 11 kecamatan dengan 32 inovasi. Cluster utara akan digelar Kamis (20/09/2019) di Hotel Mirah Banyuwangi, dengan menampilkan 54 inovasi desa dari 10 kecamatan. (KabarBanyuwangi)