sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Sukanto Tanoto dikenal luas sebagai salah satu pengusaha sukses asal Indonesia yang berhasil membangun bisnis berskala global.
Ia merupakan pendiri Royal Golden Eagle (RGE), grup usaha internasional yang berfokus pada pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Kesuksesan yang diraihnya hari ini lahir dari perjalanan panjang serta kerja keras sejak usia muda.
Baca Juga: Benarkah Deforestasi Penyebab Utama Banjir Bandang di Sumatera? Ini Analisisnya
Awal Kehidupan dan Latar Belakang Pendidikan
Lahir dengan nama Tan Kang Hoo pada 25 Desember 1949 di Medan, Sumatera Utara, Sukanto Tanoto tumbuh dalam keluarga perantauan Tionghoa.
Orang tuanya, Amin dan Anisah Tanoto, menjalankan usaha perdagangan suku cadang.
Sejak kecil, ia terbiasa hidup mandiri dan membantu usaha keluarga, hingga akhirnya harus mengambil alih bisnis ketika ayahnya jatuh sakit.
Pengalaman mengelola toko suku cadang menjadi fondasi awal ketertarikannya pada dunia usaha, sekaligus membuka jalan menuju dunia industri berskala besar.
Baca Juga: Prediksi Brest vs Monaco: Duel Panas Berebut Zona Eropa! Siapa yang Unggul?
Perjalanan Karier, Dari Usaha Kecil ke Raksasa Bisnis Global
Melihat pesatnya perkembangan industri kayu pada era 1970-an, Sukanto mulai merintis bisnis kayu lapis.
Pada 1973, ia mendirikan perusahaan Raja Garuda Mas, yang kemudian berevolusi menjadi Royal Golden Eagle (RGE).
Baca Juga: Zulkifli Hasan Bantah Tudingan Kerusakan Hutan di Sumatera Penyebab Banjir dan Longsor, Ini Faktanya
Ekspansi Bisnis ke Berbagai Sektor
Dalam satu dekade, bisnisnya berkembang pesat dan merambah berbagai sektor strategis:
- Pulp dan kertas melalui APRIL Group dan Asia Symbol
- Industri viscose rayon lewat Sateri
- Specialty cellulose melalui Bracell Limited
- Kelapa sawit lewat Asian Agri dan Apical
- Energi melalui Pacific Oil & Gas
RGE kini beroperasi di berbagai negara, termasuk Indonesia, Tiongkok, Brasil, Malaysia, Filipina, Finlandia, dan Kanada.
Page 2
PT Toba Pulp Lestari (TPL), perusahaan yang ia dirikan pada 1983 dengan nama PT Inti Indorayon Utama, disebut sebagian pihak sebagai penyebab kerusakan lingkungan.
Namun tuduhan tersebut telah dibantah oleh pihak manajemen, yang menegaskan bahwa lokasi bencana tidak berkaitan dengan wilayah operasional mereka.
Tekanan publik terhadap perusahaan semakin kuat, termasuk desakan dari lembaga keagamaan setempat.
Di tengah polemik tersebut, struktur kepemilikan PT TPL pun telah berubah. Sejak Juni 2025, mayoritas saham diambil alih oleh Allied Hill Limited asal Hong Kong, sehingga perusahaan tidak lagi berada di bawah kendali Sukanto Tanoto.
Meski demikian, proses bisnis perusahaan tetap berlanjut di bawah pemegang saham baru, sembari menghadapi tuntutan transparansi dan keberlanjutan lingkungan yang semakin tinggi.
Perjalanan hidup Sukanto Tanoto merupakan kisah tentang tekad, inovasi, dan ekspansi global.
Ia berhasil mengembangkan RGE menjadi grup usaha multinasional, sekaligus berkontribusi dalam bidang pendidikan melalui Tanoto Foundation.
Di sisi lain, dinamika yang melibatkan PT Toba Pulp Lestari menunjukkan bahwa perjalanan bisnis besar selalu berdampingan dengan tantangan dan pengawasan publik.
Page 3
Jumlah aset grup ini tercatat lebih dari US$20 miliar, dengan sekitar 60.000 karyawan di seluruh dunia.
Baca Juga: 17 Tahun Bersama, Ini Hal yang Paling Dirindukan Richa dari Gary Iskak
Filosofi Bisnis 5C
Sukanto Tanoto membangun usahanya dengan prinsip 5C: Good for Community, Customer, Country, Climate, and Company.
Filosofi ini menjadi landasan bahwa bisnis harus memberikan manfaat sosial dan lingkungan, bukan sekadar keuntungan ekonomi.
Baca Juga: Siapa Pemilik PT Toba Pulp Lestari? Ini Struktur Saham dan Polemik Lingkungannya
Kiprah Sosial Melalui Tanoto Foundation
Pada 1981, Sukanto Tanoto mendirikan Tanoto Foundation, yayasan yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Programnya mencakup beasiswa untuk siswa dan mahasiswa, pelatihan guru dan kepala sekolah, pembangunan fasilitas pendidikan, serta dukungan kesehatan dan sosial di daerah terpencil.
Keterlibatannya dalam berbagai organisasi internasional, termasuk INSEAD International Council dan Wharton Executive Board for Asia, menunjukkan komitmennya pada pengembangan dunia pendidikan dan ekonomi global.
Baca Juga: KSP dan Mendikdasmen Verifikasi Progres PHTC di Banyuwangi, 50 Sekolah Terima Revitalisasi
Keluarga dan Penerus Bisnis
Sukanto Tanoto menikah dengan Tinah Bingei Tanoto dan dikaruniai empat anak, Anderson, Imelda, Belinda, dan Andre Tanoto.
Keempatnya menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dan kini memegang posisi strategis dalam bisnis keluarga, termasuk sebagai Managing Director di berbagai unit RGE.
Baca Juga: Peran Ormas dan Potmas dalam Menjaga Kamtibmas, Polresta Banyuwangi Gelar FGD 2025
Posisi Kekayaan
Menurut berbagai laporan keuangan, kekayaan Sukanto Tanoto ditaksir mencapai US$3,3–3,8 miliar, menempatkannya dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.
Baca Juga: Spotify Wrapped 2025 Hadir! Ini Lagu, Artis, dan Album Paling Populer Tahun Ini
Polemik Lingkungan dan PT Toba Pulp Lestari
Nama Sukanto Tanoto kembali mencuat dalam pemberitaan setelah terjadinya banjir dan longsor di Sumatera Utara pada 2025.








