TEGALDLIMO – Memasuki musim tanam, puluhan petani di Desa Kedunggebang dan Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, menggelar selamatan dengan doa bersama di sekitar persawahan desa setempat, kemarin (4/12). Dalam doa bersama itu, para petani juga membawa kenduri. Ritual itu merupakan tradisi dari para petani untuk selamatan membuka sawah.
“Selamatan ini sudah dilakukan secara turun temurun, ini sebagai ikhtiar untuk memohon kepada Allah agar musim tanam diberi keberkahan,” cetus Tumirin Harianto, 50, salah seorang petani Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo.
Selamatan yang digelar warga itu dilaksanakan di sekitar sawah, dekat dengan bendungan yang menjadi pembatas Desa Kedunggebang dan Desa Kedungasri. Dalam tradisi ini, sedikitnya 50 petani dan buruh tani ikut serta. Mereka duduk di atas beberan terpal. Dengan dipimpin pemuka agama setempat, para petani memanjatkan doa bersama. Usai dilakukan doa bersama dilanjutkan dengan makan bersama dari kenduri yang dibawa dari rumah.
“Sejak dari saya kecil, tradisi ini sudah ada, dan tak pernah ditinggalkan sampai sekarang. Pokoknya setiap musim tanam tiba, pasti ada tradisi kenduri,” jelasnya. Kenduri yang diikuti oleh petani dari dua desa itu, berlangsung dengan tertib.
Lanjutkan Membaca : 1 | 2