Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

PMI Latih Tiga Desa Tanggap Darurat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
PERANAN PENTING: Slamet Utomo berdampingan dengan Jendral Pur. Tyasno Sudarso usai menghadiri pertemuan kesultanan dan raja Nusantara di Bali, Februari 2012 lalu.

BANYUWANGI–Palang Merah Indonesia (PMI) Banyuwangi terus mengampanyekan tanggap darurat bencana (TDB). Misalnya, memberikan pelatihan manajemen TDB kepada tiga desa sasaran, yakni Siliragung, Buluagung, dan Songgon,
yang menjadi percontohan bagi Palang Merah Norwegia.

Pelatihan yang dilaksanakan sejak 9 hingga 12 April 2012, itu digelar di SDN Model Banyuwangi. Pesertanya diikuti pemuda-pemudi dari tiga desa percontohan tersebut. Ketua PMI Cabang Banyuwangi melalui Wakil Ketua PMI Drs. H. Nurhadi, MM mengatakan, tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana.

Tujuannya, untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban dan harta benda. Selain itu, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana.

“Ke depan ada tiga desa sasaran, yang akan dilatih hal serupa, yaitu Badean, Bangunsari, dan Kedungrejo,” sebut Nurhadi, kemarin. Dikatakan, pelatihan itu juga merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat bencana. Materinya meliputi pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan kerugian di daerah bencana serta sumber daya yang tersedia.

Selain itu, menentukan status keadaan darurat bencana, melakukan penyelamatan, dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana. Dalam pelatihan tersebut, peserta juga dilatih manajemen TDB. Seperti memahami konsep manajemen darurat, sehingga dapat terkontrol dengan cepat dan akurat.

Peserta juga diajari memahami konsep proses kesiapsiagaan darurat dan sistem untuk mempersiapkan darurat kesiapan sistem di tempat kerja. “Dan mencegah kesimpangsiuran dalam menghadapi keadaan emergency,” kata mantan Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi itu. (radar)