Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Police Line Dibuka, Puing Dibersihkan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

polisBANYUWANGI – Langkah cepat dilakukan pengurus Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio Banyuwangi. Setelah dilanda kebakaran hebat 13 Juni lalu, revitalisasi klenteng yang termasuk situs bersejarah Banyuwangi itu mulai dilakukan kemarin (19/7). Sebelum pembersihan dilaksanakan, pengurus dan jemaat TITD Hoo Tong Bio melaksanakan ritual memohon petunjuk kepada Kong Co Tan Hu Cin Jin.

Usai ritual, pekerja mulai membersihkan puing-puing sisa kebakaran. Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lapangan, belasan pekerja tampak sibuk membersihkan puing-puing sisa kebakaran yang terjadi Jumat pagi (13/6) tersebut. Mereka bisa leluasa bekerja setelah police line (garis polisi) yang menutup sekeliling lokasi itu dibuka.Reruntuhan beton, kayu yang sudah hangus terbakar, hingga sisa-sisa seng yang berserakan, perlahan mulai dirapikan.  

Ketua TITD Hoo Tong Bio, Banyuwangi, Oei Sioe San alias Susana Indriaty mengatakan, pembersihan sisa kebakaran dilakukan sebagai tahap awal pembangunan kembali klenteng yang berlokasi di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, tersebut. “Pembersihan sisa- sisa kebakaran dilakukan agar lokasi tampak lebih rapi, sehingga detail lokasi bisa terlihat sempurna,” ujarnya saat memantau pembersihan Klenteng Hoo Tong Bio kemarin.

Susana menambahkan, pihaknya sudah memiliki “pandangan” calon arsitek asal Jakarta untuk mendesain Klenteng Hoo Tong Bio.Tidak tanggung-tanggung, calon arsitek yang akan mendesain ulang klenteng kebanggaan masyarakat Bumi Blambangan itu merupakan pakar desain klenteng tingkat internasional. Hanya, Susana mengaku tidak akan gegabah dalam menentukan kapan pembangunan Klenteng Hoo Tong Bio dimulai. 

Dia mengaku butuh masukan dari pakar-pakar Tri Dharma. “Sesuai kepercayaan kami, kami akan mencari hari baik sebelum mulai membangun,” cetusnya. Susana menambahkan, untuk mempertahankan ciri khas Klenteng Hoo Tong Bio, bangunan utama klenteng bagian depan akan dibuat semirip mungkin dengan bangunan asli sebelum klenteng tersebut terbakar. “Itu juga sesuai keinginan Bupati (Anas) agar bangunan utama didesain sesuai aslinya,” tuturnya.

Di sisi lain, meski klenteng terbakar, arisan gotong royong jemaat TITD Hoo Tong Bio tetap berjalan seperti biasa. Susana menegaskan, wacana yang menyebutkan arisan dihentikan tidak benar. “Arisan gotong-royong jemaat TITD Hoo Tong Bio itu bertujuan menjaga kerukunan umat. Tidak ada alasan untuk menghentikan arisan tersebut,” pungkasnya. (radar)