JUARA bertahan International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2014, Peter Pouly, tak terbendung. Pembalap Prancis yang bernaung di bawah bendera Singha Infinite Cycling Team Thailand itu sukses mempertahankan gelar sebagai jawara umum individual pada ITdBI 2015, meski di etape keempat kemarin dia hanya finis di urutan 36.
Pada etape keempat yang merupakan etape terakhir ITdBI 2015, Pouly finis dengan catatan waktu 2 jam, 27 menit, dan 28 detik. Catatan waktu yang diraih pembalap sepeda berusia 37 tahun itu 17 detik lebih lambat dibanding pembalap yang berada di urutan terdepan. Tak ayal, total catatan waktu Pouly pun tidak terkejar.
Terlebih, pembalap peraih total catatan waktu terbaik kedua hingga etape ketiga Jumat lalu (8/5), yakni Benjamin Prades Reverter, kemarin finis satu rombongan dengan Pouly. Dengan demikian, total selisih waktu antara Pouly vs Prades, yakni 2 menit 56 detik, bertahan hingga balapan etape keempat berakhir.
Selain Pouly dan Prades yang tidak beranjak dari posisi pertama dan kedua pembalap dengan total catatan waktu tercepat, Daniel Whitehouse asal tim Okyo Jepang juga tetap berada pada posisi ketiga. Hanya saja, lantaran kembali finis di belakang Pouly, selisih waktu keduanya semakin melebar menjadi 3 menit 27 detik.
Pouly pun berhak mempertahankan yellow jersey yang dia raih pada etape ketiga lalu. Jersey sebagai lambang supremasi juara umum perorangan itu dia raih dengan total catatan waktu 13 jam, 44 menit, dan 10 detik dari empat etape yang dijalani.
Selain mempertahankan gelar juara umum perorangan, Pouly juga menyabet gelar best climber classification (red polka dot jersey) dengan raihan 39 point. Jersey itu dia raih pada etape ketiga dan bertahan hingga kemarin.
Sebab, pada etape pamungkas kemarin, rute yang dilalui mulai RTH Bajulmati hingga Taman Blambangan merupakan rute mendatar. Perebutan gelar king of mountain (KOM) tidak dilombakan pada etape tersebut. “Ini etape yang sulit, karena semua pembalap berusaha meraih jersey,” ujar Pouly.
Menurut Pouly, keberhasilan meraih gelar juara umum perseorangan itu merupakan hasil kerja sama tim. Dia pun mengulas perjalanannya pada etape ketiga lalu. Pada etape tersebut, Pouly dikawal rekan-rekan satu timnya di rute flat.
Dengan demikian, dia bisa menjaga tenaga untuk menaklukkan tanjakan super ekstrem di lereng Gunung Ijen. “Etape keempat cenderung flat. Saya menjaga ketahanan sampai finis. Tanpa dukungan tim, kemenangan itu mustahil saya raih,” bebernya.
Pouly menambahkan, kemenangan pada ajang ITdBI tahun ini berbeda dengan saat dia menjadi juara di ajang yang sama tahun lalu. “Ini berbeda dengan tahun lalu. Tahun lalu tidak ada yang mengenal saya. Tetapi, tahun ini sudah banyak yang mengenal saya,” kata dia.
Nah, memori manis menjadi jawara ITdBI secara back to back membuat Pouly semakin mencintai Gunung Ijen. Juara ITdBI secara beruntun di tahun 2014 dan 2015 ini pun tampaknya bakal sangat sulit melupakan
Ijen selama hidupnya.
Sebagai wujud rasa cinta Pouly terhadap Ijen, pembalap asal Prancis itu berencana menamai anak laki-lakinya dengan nama Ijen Pouly. Maklum, istri Pouly, yakni Kulacha, kini tengah mengandung anak kedua. Anak keduanya itu diprediksi akan lahir satu atau dua hari ke depan.
“Saya sangat bahagia. Anakku akan bernama Ijen Pouly. Sepertinya laki-laki. Tahun depan saya akan mengajak istri dan anak saya ke Banyuwangi untuk melihat Ijen,” tandasnya. Sementara itu, jawara point classification (green jersey) diraih pembalap Matrix Power Tag Jepang, Benjamin Prades Reverter.
Dia berhasil mengumpulkan poin tertinggi dengan total 33 poin. Pembalap Indonesia terbaik pada klasemen umum ditempati Dadi Suryadi asal Pegasus Continental Team. Dadi mengumpulkan catatan waktu 13 jam, 50 menit, dan 15 detik. Posisi kedua juga ditempati pembalap Pegasus, Aiman Cahyadi, dengan total catatan waktu 13 jam, 51 menit, dan 27 detik.
Posisi ketiga ditempati pembalap BRCC Banyuwangi, Bambang Suryadi, dengan total catatan waktu 13 jam, 51 menit, dan 30 detik. (radar)