Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pria Asal Kembiritan Ini Andalkan Burung Murai Batu Untuk Hidupi Keluarga

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

mohammad-sulaini-memberi-makan-anakan-burung-murai-batu-di-rumahnya-kemarin

MENCARI rumah Mohammad Sulaini, 50, tidaklah sulit. Rumahnya di RT 1, RT 6, Dusun Krajan 1, Desa Kembiritan, Kecamatan  Genteng, itu sangat mudah dikenali. Di teras  depan belasan sangkar berisi berbagai jenis burung, mulai love bird, trocok, prenjak, dan murai batu, berjejer rapi.

Dari pemandangan itu, sudah bisa ditebak kebiasaan dan hobi pemilik rumah. Suami Minarsih, 39, itu di kampungnya memang dikenal  peternak burung. Di antara burung di sangkar  itu, yang paling disayang adalah murai batu.

Sulaini setiap hari cukup telaten merawat semua burung yang dipelihara. Siang itu dia terlihat memberi pakan anak-anak murai batu  di teras rumahnya. Anakan burung yang dikenal kucica hutan atau Copsychus malabaricus  itu, tampak lahap memakan pelet yang diberi   Sulaini menggunakan sumpit.

“Ini waktunya ngasih makan,  mari kalau mau difoto,” katanya. Sulaini menyebut indukan  burung murai batu yang cukup  bagus bisa bertelur hingga 10 kali. Perkembangbiakan itu berlangsung dalam rentang waktu  12 bulan hingga 18 bulan. Harga anakan burung jenis itu cukup lumayan. Harga burung murai batu usia sekitar satu bulan dibanderol   mulai Rp 2,5 juta per ekor.

“Harganya lumayan,” katanya. Dari segi harga memang cu kup menggiurkan. Hanya saja, pemeliharaannya sangat sulit. Hasil penetasan, sering kali tidak berumur panjang. Apalagi, bila cuaca kurang mendukung. “Biasanya menetas 13 ekor, separo tidak berumur panjang,”  ungkapnya.

Sulaini dikenal pencinta berat burung. Meski burung piarannya banyak yang mati, tapi  hingga sekarang masih tetap beternak. “Saya memelihara burung ini sejak sebelum menikah,” cetus pria tiga anak itu. Terkait hobinya itu, Sulaini tidak hanya melakukan penetasan. Tapi, juga mencoba  melakukan kawin silang antara indukan dengan pejantan  juara.

Usaha yang dilakukan itu mendapatkan hasil peranakan yang paling baik. “Ini saya kawinkan dengan betina satunya, biar benar-benar juara,” katanya  sembari mempraktikkan tabel persilangan. Dari usaha yang ditekuni itu, pria berambut gondrong itu  namanya banyak dikenal tidak   hanya di kampungnya, tapi juga  banyak dari luar daerah.

Permintaan burung jenis murai batu banyak yang berdatangan dari luar daerah, seperti Jakarta, Tangerang, Semarang, Surabaya, dan Lombok. Banyaknya  pemesanan dari luar kota itu,   selain dari mulut ke mulut juga disebar melalui akun medsos  miliknya.

“Pembeli katanya dengar dari orang, juga ada yang dari Facebook,” ungkapnya. Dari hobi dan ditekuni menjadi usaha itu, ternyata hasilnya cukup lumayan. Melalui kegiatan ini, dia sudah bisa menghidupi keluarganya. “Setiap bulan selalu ada yang terjual,   hasilnya juga lumayan,” ungkapnya. (radar)