Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ternak Burung Beromzet Jutaan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Budidaya-Burung-Murai-Batu

CLURING – Dri Agni Tatar Binangkit, 40, asal Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Cluring, Banyuwangi, ini tampaknya cukup jeli melihat peluang. Maraknya kontes burung akhir-akhir ini disikapi dengan membuka usaha ternak burung.

Burung yang diternak di  rumahnya hanya burung yang sering dibuat untuk kontes, seperti  jenis murai dan jalak. “Saya itu dulu penghobi burung, mulai  ternak sejak lima tahun lalu,” cetus Dri Agni Tatar Binangkit, 40. Karena kecintaannya itu, dia  melirik usaha ternak burung kontes. Salah satunya ternak  burung murai Medan yang dinilai lebih menjanjikan.

“Permintaan burung murai cukup tinggi, harganya juga lumayan mahal,” kata pria yang biasa di sapa Andre itu. Beternak burung murai bukan perkara mudah. Fisik burung yang kecil, menjadi kelemahan karena rentan terhadap serangan penyakit.

“Kendala memelihara burung murai itu mati, lepas atau terbang, dan dicuri,” katanya. Tidak hanya itu, cuaca yang  ekstrem seperti kemarau atau hujan yang panjang dan angin yang sangat kencang juga bisa menyebabkan anakan murai  mati. Belum lagi risiko dimakan tikus, sehingga kandang harus tertutup rapat.

“Perlu kesabaran, ketelatetan, dan keuletan agar mampu mengenali karakteristik burung,” ujarnya. Burung murai jantan anakan yang masih berumur 1,5 bulan, terang dia, dijual dengan harga Rp 2 juta. Sementara, untuk burung murai gacor yang berumur  tujuh bulan bisa dijual dengan harga Rp 4 juta.

Semakin panjang ekor burung  murai, maka semakin mahal  harganya. Dalam sebulan, Andre mengaku bisa menjual hingga 10 hingga 15 anakan burung murai. “Lumayan bisa untuk menyambung hidup, pembeli masih sekitar Banyuwangi,” katanya. (radar)