Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Prospek Sampah Anorganik Menggiurkan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

prospekDKP Perbanyak Kader Pemilah Sampah

BANYUWANGI – DKP terus berupaya memperbanyak kader pemilah sampah. Salah satu cara untuk menyongsong program Banyuwangi merdeka dari sampah pada tahun 2014 adalah DKP berupaya mengurangi volume sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPSA). DKP pun melaksanakan program pemilahan sampah. Selain membentuk kader pemilah sampah, DKP juga menggandeng ibu-ibu anggota kelompok dasawisma.

“Hingga saat ini, sudah ada sekitar 50 kelompok dasawisma yang tersebar di 27 kelurahan sebagai kader pemilah sampah,” katanya. Kepala DKP Banyuwangi, Arief Setiawan menjelaskan, pada tahun 2011 lalu, penduduk pusat kota Banyuwangi dan sekitarnya mencapai 246.339 jiwa. Dari jumlah itu, warga berpotensi memproduksi 492 meter kubik sampah setiap hari.

“Untuk mengangkat sampah sebanyak itu, kita butuh armada 35 truk dengan rotasi dua kali sehari,” tegas Arief. Hingga saat ini, DKP hanya memiliki sembilan armada truk sampah untuk membuang tumpukan sampah sebanyak itu. Hasil survei DKP pada periode November hingga Desember 2011 lalu, kader tersebut sudah berhasil memilah sampah anorganik sekitar 934,50 kg per bulan.

Sedangkan pada Januari 2012, produksi sampah anorganik Kota Banyuwangi mencapai 99,43 meter kubik setiap  arinya, atau 2.982,79 meter kubik setiap bulan. “Kalau diangkut ke TPA membutuhkan 14 truk dengan kapasitas tujuh kubik setiap hari,” katanya. Hasil pemilahan sampah yang dilakukan kelompok dasawisma itu, kata Arief, ada yang diolah menjadi barang bermanfaat.

Salah satu hasilnya, telah dipamerkan dibeberapa kesempatan, sepreti car free day beberapa waktu lalu. Untuk itu, DKP akan terus memperbanyak kader pemilah sampah. Hal itu bertujuan untuk menyongsong program Banyuwangi merdeka dari sampah. “Sampah plastik yang berasal dari bungkus mi dan sabun deterjen, bisa dibuat menjadi topi cantik. Ini yang nilai ekonomisnya bisa menjadi tambahan hidup,” katanya.

Selain itu, kata Arief, DKP terus berupaya untuk menyosialisasikan bank sampah. Angka partisipasi masyarakat untuk mengelola sampah menjadi rupiah melalui bank sampah yang dikelola DKP kian meningkat. Saat ini rata-rata per bulan Bank Sampah menerima 12 ton sampah yang telah dipilah dengan omset berkisar Rp 17 juta. “Keberadaan Bank Sampah ini dapat membantu ekonomi para dasawisma binaan DKP,” jelasnya.  (radar)