BANYUWANGI, KOMPAS.com – Upaya pemberantasan kemiskinan ekstrem di Indonesia membutuhkan gotong royong antara kementerian negara, BUMN, BUMS, pemerintah daerah hingga masyarakat. Terkait hal ini, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggulirkan program Rantang Kasih sejak tahun 2017.
Program Rantang Kasih merupakan program penyaluraan bantuan berupa makanan bergizi setiap harinya untuk memberi makan lansia sebatang kara yang hidup miskin. Program Rantang Kasih telah menyasar lebih dari 3.000 lansia miskin se-Banyuwangi.
Anggaran untuk Rantang Kasih ini bukan hanya dari Pemerintahan Kabupaten, melainkan juga berasal dari Pemerintahan Desa, APBD melalui Dana Desa, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan dana CSR.
Baca juga: Strategi Pemerintah bersama PNM Berantas Kemiskinan Ekstrem di Indonesia
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga menggunakan data Unit Gawat Darurat Kemiskinan (UGDK) untuk memastikan tidak adanya tumpang tindih dalam menyalurkan bantuan ke lansia penerima Rantang Kasih di Banyuwangi.
Hal ini juga turut ditegaskan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi RI, Arif Budimanta. Ia menegaskan, dalam memberantas kemiskinan ekstrem memang perlu berbasis data seperti data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), atau data UGDK tersebut agar bantuan yang disalurkan tepat sasaran.
“Jadi ini juga gunanya data P3KE tersebut, agar yang berhak mendapatkan tidak double bantuan. Jika satu penerima ini sudah dibantu oleh desa, atau Baznas, maka kemudian jika ada bantuan lain bisa diarahkan ke penerima yang lain lagi agar semuanya mendapat bantuan,” kata Arif saat diwawancarai di Banyuwangi, Jumat (27/09/2024).
Baca juga: Entaskan Kemiskinan, KemenKopUKM dan Baznas Gelar Pelatihan Vokasional
Program Rantang Kasih hanya menyasar untuk lansia di atas 60 tahun, hidup sebatangkara, terlantar, dan tergolong miskin. Di Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi sendiri tercatat 40 lansia penerima Rantang Kasih.
Camat Blimbingsari, Choirul Anam (45) juga menjelaskan skema pembiayaan dan penyaluran program Rantang Kasih ini turut melibatkan pelaku UMKM sekitar. Setelah dana turun dari pusat, nantinya dana tersebut akan diserahkan kepada UMKM/warung yang menyuplai makanan untuk lansia.
Harga untuk makanan dalam satu hari yaitu sebesar Rp. 20.000 untuk satu orang lansia penerima Rantang Kasih. Satu rantang tersebut bisa mencukupi dua kali makan dalam sehari.
Baca juga: PNM Dorong Ekonomi Masyarakat Pesisir Melalui Pengelolaan Terumbu Karang
“Jadi anggaran pusat APBD. Anggaran dari Pemda tersebut nanti diteruskan ke kecamatan, kemudian dari kecamatan akan dicairkan ke rekening warung-warung tersebut. Lalu para pelaku UMKIM atau warung-warung ini yang mengelola dana tersebut untuk membuat menu-menu makanan Rantang Kasih setiap harinya,” jelas Choirul kepada Kompas.com.
Lebih lanjut Chorul menjelaskan, di Kecamatan Blimbingsari sudah melibatkan empat pelaku UMKM yang menyuplai dan memenuhi pasokan makanan Rantang Kasih untuk 40 lansia.
Salah satunya, Pemilik Warung FF, Retno Setiawati (40) yang turut menyediakan makanan program Rantang Kasih di Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi.
Retno membuka usaha warung nasi sejak tahun 2017. Pada tahun 2019, Retno mulai bekerja sama dengan Pemkab Banyuwangi untuk menjadi salah satu penyuplai makanan untuk lansia penerima program Rantang Kasih.
Baca juga: Kisah Ibu-ibu Desa Telemung, Memulai Usaha dari Pinjaman Modal PNM Mekaar
Saat ini, Retno ditugaskan untuk menyediakan makanan setiap harinya untuk 10 lansia. Retno sebagai pelaku UMKM mengaku program ini juga berimbas positif pada bisnisnya. Dengan menjadi penyedia makanan untuk Rantang Kasih, setidaknya setiap hari makanan yang ia jual laku untuk 10 rantang tersebut.
“Tentunya program Rantang Kasih ini alhamdulillah bermanfaat untuk keberlangsungan warung saya, jadi lebih dikenal oleh orang-orang juga. Selain itu, saya juga bisa ikut bersedekah, terkadang saya tambahkan lauk untuk menu Rantang Kasih,” ujar Retno.
Usaha warung nasi Retno juga semakin berkembang, saat ini ia memiliki lima orang pekerja yang membantunya untuk mengelola masakan setiap harinya.
Biasanya di pagi hari Rantang Kasih sudah disalurkan ke rumah-rumah lansia, kemudian rantang di hari sebelumnya akan dikembalikan ke warung untuk diputar kembali esok hari. Terkadang, saat rantang dikembalikan sering ada catatan kecil dari lansia untuk request menu selanjutnya.
Lebih lanjut Rretno mengatakan, terkadang hal ini juga menjadi kendala yang ia hadapi. Bagaimana caranya untuk memenuhi permintaan lansia yang berbeda-beda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.