Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Refleksi Akhir Tahun, Kalangan Akademisi Kritisi Pemerintahan Bupati Anas

Kepala Bappeda Banyuwangi, Suyanto Tando Wicaksono hadir dalam refleksi dengan menyampaikan program Pemkab Banyuwangi.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Kepala Bappeda Banyuwangi, Suyanto Tando Wicaksono hadir dalam refleksi dengan menyampaikan program Pemkab Banyuwangi.

GENTENG – Refleksi akhir tahun yang digelar IKA-PMII Banyuwangi berlangsung seru, Sabtu (30/12). Para tokoh yang hadir dari beragam latar belakang, memblejeti kinerja pemerintah yang dinahkodai Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

Selain banyak mengungkap kekurangan, juga ada yang ada membela hingga forum yang digelar di Hotel Mahkota, Genteng, itu berlangsung menarik. “Yang kita kaji adalah kebijakan pemerintah, bila dilihat dari fakta memang dahsyat karena banyak award, tapi kalau berdasar undang-undang (UU) banyak penyimpangan,” cetus tokoh LSM Banyuwangi, H. Abdillah Rafsanzani.

Abdillah menyebut banyak kebijakan bupati yang kurang tepat dan tidak pantas. Di satu sisi, pemerintah enggan menerima dan terkesan anti kritik. Tapi kehebatan bupati bisa mengendalikan opini. “Menurut saya bupati ini tidak mau dikritik, bupati dahsyat mampu menguasai opini,” ucapnya.

Rudi H Latif dari asosiasi BPD Banyuwangi menyampaikan fenomena yang saat ini sedikit bergeser dari kaidah ideal adalah smart kampung. Smart kampung masih menitik beratkan pada pembangunan gedung, penyediaan internet, dan display yang menarik tanpa diimbangi penguatan di bidang SDM aparaturnya. “Mestinya yang dicerdaskan itu perangkatnya dulu,” katanya.

Tiga anggota DPRD Banyuwangi, Ficky Septalinda dari FPDIP, Khusnan Abadi dari FPKB, dan Nauval Badri dari Fraksi Gerindra menyampaikan cukup imbang. Ficky menyampaikan selama ini bupati dengan DPRD cukup baik. Dalam setiap kesempatan sidang yang dihadiri bupati, dia tidak lupa menyebut secara langsung peran DPRD yang telah bersama-sama memajukan daerah.

Sedang Khusnan selain memberikan apresiasi, juga memberikan catatan perlunya peningkatan sumber daya harus menjadi prioritas setiap kali ada program yang baru. “Satu-satunya keberhasilan bupati saat ini adalah program lapangan terbang yang kini sudah berjalan, saya terima kasih bisa melanjutkan program kakak saya (Bupati Samsul Hadi), kalau yang lain No Way,” tegasnya.

Kalangan Perguruan Tinggi (PT) di Banyuwangi yang meminta pemerintah lebih maksimal dalam melibatkan kampus di Banyuwangi. “Dalam pemberian beasiswa, sebaiknya pemerintah tidak hanya menyediakan di kampus luar Banyuwangi, tapi mengutamakan kampus di Banyuwangi,” cetus Rektor IAI Ibrahimy, Kholilur Rahman.

Ketua KAHMI Banyuwangi, dr Taufiq Hidayat dalam pernyataannya berbeda dengan yang lain. Baginya, pemerintahan saat ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya. “Setiap ada pertemuan tingkat lokal dan nasional, Banyuwangi selalu di Sanjung,” katanya.

Apa yang sudah diraih Banyuwangi saat ini, dianggap cukup luar biasa. Dia menyebut, Banyuwangi saat ini berada pada masa paling hebat dibandingkan sebelumnya. “Di Banyuwangi kepemimpinannya itu ada kekurangan tapi banyak keberhasilan,” ujarnya.

Kepala Bappeda Kabupaten Banyuwangi, Suyanto Tando Wicaksono, menilai apa yang sudah dicapai Kabupaten Banyuwangi saat ini terukur dengan cukup baik. Menurutnya, penilaian yang ditujukan kepada kinerja pemerintah, itu harus ada ukuran yang jelas.

“Di mana pun pemerintah daerah, kalau kita mengukur kualitatif, jelas kita berdebat,” ucapnya.