Jembatan itu bagi warga di dua desa sangat penting. Selain sebagai penghubung, juga dibuat warga untuk pergi kerja ke kebun. “Sejak rusak diterjang banjir bandang, jembatan tidak bisa digunakan lagi,” cetus Suparman, 58, warga Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon.
Menurut Suparman, jembatan itu sudah satu bulan lebih dibiarkan rusak. Warga yang ingin memperbaiki, terkendala tidak ada dana. “Kita mau ambil dan disingkirkan juga tidak mungkin, karena besi jembatan tersangkut pepohonan dan sangat berat,” katanya.
Untuk mengevakuasi besi jembatan itu, terang dia, dibutuhkan alat berat. Dengan adanya bangkai jembatan, aliran sungai juga terganggu. “Banyak material yang masih menumpuk di sungai dan sekitar sungai,” ujarnya.
Jembatan itu, masih kata dia, dulunya dibangun dengan dana dari swadaya masyarakat. Gara-gara jembatan itu rusak, para siswa yang setiap harinya melewati jembatan itu saat akan ke sekolah, kini harus memutar. “Dulu jembatan itu dibuat anak-anak Desa Sumberbulu yang sekolah di Desa Bayu,” paparnya.
Suparman menyebut warga berharap jembatan itu segera dibangun kembali. Sehingga, masyarakat bisa kembali menggunakannya. “Semoga Pemkab Banyuwangi ikut prihatin dan segera membangunkan,” harapnya.
Warga lainnya, Chopet Bastomi, 28, mengatakan akibat banjir bandang melanda beberapa desa di Kecamatan Songgon, seperti Desa Sumberbulu, Parangharjo, dan Bedewang, banyak fasilitas umum yang rusak dan belum ada yang diperbaiki.
“Yang terdampak banjir cukup banyak, termasuk Desa Alasmalang dan Cantuk di Kecamatan Singojuruh,” terangnya.
Bastomi menyebut akibat banjir di sungai Badeng itu, juga menimbulkan saluran air bersih yang dimanfaatkan warga ikut hancur. Tapi kini, sebagian dari saluran air bersih sudah diperbaiki oleh pemerintah desa.