Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sambut Ramadan Gelar Megengan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANGOREJO, Jawa Pos Radar Genteng – Untuk menyambut datangnya puasa Ramadan, warga Dusun/Desa/Kecamatan Bangorejo menggelar ritual megengan pada Sabtu malam (18/3). Dalam tradisi ini, warga menggelar doa bersama smabil membawa kenduri di pinggir jalan.

Ritual megengan yang telah dilakukan secara turun temurun ini, dilakukan warga sebagai ungkapan rasa syukur akan datang Ramadan. “Ritual ini sudah berlangsung sejak lama, dan berlangsung turun temurun,” terang ketua RT 2, RW 3, Dusun/Desa Bangorejo, Akhmad Khoironi, 35.

Menurut Khoirini, megengan bisa diartikan lambang syukur. Dalam tradisi ini, warga saling mengirim olahan makanan kepada sanak saudara ataupun tetangga. “Kalau dulu kirim makanan itu dimulai sebelum Subuh,” ungkapnya.

Tak ada doa khusus dalam ritual ini, hanya wujud syukur akan datangnya bulan suci Ramadan. Tapi, warga yang menggelar ini diniatkan sedekah kepada sesama umat muslim. “Kita gelar doa bersama, doanya meminta umat Islam selalu diberikan kelancaran saat menjalankan ibadah puasa,” ucapnya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, melalui kegiatan ini juga untuk menjaga hubungan baik antar warga masyarakat. “Kalau ada acara seperti ini, warga bisa berkumpul semua, ini bisa menjaga silaturahmi,” dalihnya.

Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LBM PCNU Banyuwangi), KH Sholehudin Nurudin mengatakan, Islam tidak ritual megengan. Tapi, ritual megengan atau punggahan, dalam Islam bisa dimaknai sebagai ungkapan syukur akan datangnya Ramadan, dengan berbagi kepada sesama. “Ini bentuk rasa tafakur, rasa gembira atas datangnya bulan Ramadan,” katanya.

Menurut Gus Sholeh, ritual ini tidak diajarkan di lingkungan pesantren. Makanya, setiap pesantren banyak yang berbeda dalam tradisinya, ada yang menggelar ada yang tidak. “Menyambut Ramadan kebanyakan dimaknai dengan ziarah ke makam leluhur ataupun para ulama,” pungkasnya.(sas/abi)

source