Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Selalu Stand By, Bisa Prediksi Potensi Bencana

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Tidak banyak yang mengetahui profesi satu ini.  Namun, peran seorang prakirawan cuaca sangat dibutuhkan. Bahkan, penting di tengah-tengah aktivitas masyarakat. Terutama bagi aktivitas yang bergantung pada faktor cuaca. -GILANG GUPTA, Banyuwangi-

SEBUAH tampilan pergerakan angin terpampang di layar monitor ukuran 17 inch. Di depannya tampak seorang lelaki yang mengamati gambar tersebut dengan serius. Sesekali dia membuka file-file lain untuk keperluan prakiraan cuaca.

Dia adalah Anjar, prakirawan stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi. Setiap bertugas, dia harus selalu stand by di depan monitor untuk mengamati cuaca di Kabupaten Banyuwangi. Tugas tersebut terkesan sepele. Namun, fungsinya sangat penting. Sebab, fenomena alam selalu berubah-ubah, yang tentu tanpa pemberitahuan. “Meskipun musim hujan, seperti sekarang ini, kadang-kadang cuaca di siang hari panas. Fenomena seperti itulah yang menjadi tugas kami.

Kita harus selalu mengamati untuk memprediksikan cuaca,” terangnya kepada RaBa. Anjar mengaku, dulu dia tidak pernah membayangkan profesi yang digeluti saat ini. Sebab, awalnya dirinya tidak begitu tertarik dengan cuaca. “Dulu, saya tidak tahu dan tidak begitu tertarik dengan perkembangan cuaca. Tapi ternyata sekarang bekerja mengamati cuaca,” cerita Anjar .

Menjadi seorang prakirawan cuaca, kata Anjar, memiliki tanggung jawab besar.
Sebab, yang tugas tersebut menyangkut kepentingan masyarakat luas. Apalagi, ketika cuaca ekstrem. “Kami harus memberikan informasi tentang perkembangan cuaca, seperti kondisi angin dan tinggi gelombang. Itu penting untuk aktivitas pelayaran,” paparnya.

Tidak hanya itu, prediksi bencana juga menjadi salah satu tugas seorang prakirawan cuaca. Contohnya, cuaca yang kadang berubah-ubah dapat mengakibatkan bencana. Kondisi tersebut harus segera diinformasikan kepada masyarakat. “Seperti kemungkinan puting beliung dan seberapa besar curah hujan. Saat bencana itu terjadi, masyarakat lebih siap karena sudah diprediksi,” jlentrehnya.

Prakiraan cuaca tidak hanya menggunakan komputer. Tetapi, juga menggunakan beberapa alat pendeteksi yang terdapat di bagian belakang kantor stasiun BMKG Banyuwangi. “Semua alat tersebut berhubungan dengan segala aktivitas di stasiun BMKG ini. Seperti untuk melihat kelembaban udara dan lain-lain,” imbuhnya.

Anjar mengakui, selama menjadi seorang prakirawan, dia menyerap banyak ilmu baru. Terutama, tentang cuaca. “Dia menjadi tahu proses terjadinya hujan dan faktor-faktor apa yang menyebabkan bencana alam. Semua hal itu kadang tidak terlalu diperhatikan sebagian orang,” jelasnya.

Dalam melakoni pekerjaannya, menurut Anjar, seorang prakirawan harus selalu siap dengan rutinitas yang kadang over time. Sebab, pemantauan kondisi cuaca harus dilakukan secara rutin. Hal itu untuk mengetahui fenomena cuaca yang akan terjadi. “Pasti ada suka dan duka. Tapi menurut saya, profesi ini banyak manfaatnya, dan saya senang menjalaninya,” pungkasnya. (radar)