PESANGGARAN- Sebanyak 32 siswa pendidikan intai amfibi (Diktaifib) angkatan 43, menunjukkan kebolehan dalam latihan berganda di Pantai Lampon, Desa/Kecamatan Pesanggaran kemarin (10/3). Mereka menunjukkan ketangkasan di hadapan Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan, TNI AL, Laksamana Muda TNI I Gusti Putu Wijamahaadi, dan Wakil Komandan Kodiklatal, Brigjen TNI (Mar) Kasirun Situmorang.
Para siswa itu memeragakan beberapa sesi dengan diawali pendakian serbu menggunakan senjata lengkap dengan memanjat tebing di Gua Kikik. Aksi itu dilanjutkan dengan demonstrasi menjinakkan ranjau sebelum menuju pantai. Meski hanya simulasi, tapi terasa seperti sungguhan dengan ledakan yang terdengar berkali-kali.
Nyali dan ketangkasan para peserta diktaifib itu terlihat saat merayap untuk menyerbu pantai dengan disertai hujan peluru tajam atau dopper. Menariknya, dibandingkan dopper di kesatuan lain, dopper di latihan taifib ini para siswa harus melakukan penembakan, baik menggunakan senjata api maupun panah.
Simulasi itu, diakhiri dengan renang dan dayung menembus ganasnya ombak di Laut Selatan. Komadan Sekolah Khusus Marinir, Mayor Marinir Joko Fitrianto, mengatakan latihan ini meliputi banyak materi, di antaranya hell week, menembak senjata ringan, menembak senjata bantuan, tahap kelautan, tahap komando hutan, tahap intai amfibi, dan lintas medan Banyuwangi-Surabaya.
“Mereka nanti akan linmed (lintas medan) dari Banyuwangi menuju Surabaya dengan jalur Meru Betiri, Bande Alit, dan Bromo,” jelasnya. Dalam praktik dopper, terang dia, selain menerima serbuan amunisi tajam, prajurit intai amfibi juga melakukan serangan menggunakan senjata api maupun senjata tradisional seperti panah dan kapak. Itu untuk melatih siswa agar memiliki keberanian di tengah desingan peluru dan mampu melakukan penyerangan kepada sasaran.
“Biar mereka terbiasa musuh samping dan musuh depan sekaligus menyerang,” jelasnya. Dengan latihan ini, terang dia, diharapkan para siswa mampu melaksanakan tugas sebagai badan pengumpul keterangan tentang musuh, medan, cuaca, dan aspek hydrografi dalam rangka mendukung pelaksanaan operasi amfibi dan operasi khusus.
“Para siswa diharapkan bisa melaksanakan operasi tempur dan operasi khusus secara perorangan dan tim,” katanya. Sementara itu, Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI AL Laksamana Muda TNI I Gusti Putu Wijamahaadi, mengaku cukup bangga melihat latihan yang ditunjukkan peserta diktaifib. Kapasitas taifib, itu pasukan khusus yang dimiliki TNI AL.(radar)