SEMPU – Hujan deras disertai angin kencang beberapa waktu lalu mengakibatkan tanaman padi di Desa Temuasri, Kecamatan Sempu, roboh. Menyiasati gagal panen, sejumlah petani memanen padi lebih awal. Panen sebelum waktunya terpaksa dilakukan agar kerugian yang ditanggung petani tidak terlalu besar. Bila tanaman padi tetap dibiarkan roboh di sawah, petani takut padinya akan terendam air dan bulir padi bisa lepas dari tangkai.
Asnan, salah seorang buruh tani mengatakan, padi tersebut ambruk sejak sepekan lalu. Jika tidak segera dipanen, dia khawatir padinya membusuk. ‘’Sebenarnya belum waktunya panen, tapi disuruh dipanen dulu,” ujar Asnan di sela-sela panen padi kemarin. Menurut dia, tanaman padi tersebut roboh gara-gara cuaca kurang bersahabat. Sehingga, padi tersebut dipanen meski belum waktunya. “Agar tidak tambah rugi,” terang warga Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, itu. Salah seorang buruh tani lain,Suwarti, mengatakan bahwa di lokasi lain juga banyak tanaman padi yang roboh.
Mengenai harga, perempuan tersebut tidak mengetahui secara persis. ‘’Saya cuma buruh, jadi nggak tahu harganya berapa sekarang,” jelasnya. Pengamatan Jawa Pos Radar Banyuwangi, sejumlah petani tampak memotong tanaman padi yang roboh. Tanaman padi yang dipanen mencapai hampir satu hektare. ‘’Sebenarnya kurang empat hari lagi,” cetus salah seorang pria di pinggir sawah. Petani di Bumi Blambangan memang sedang dilanda krisis. Beberapa waktu lalu, tanaman padi petani diserang tikus. Akibatnya, banyak padi yang rusak dan gagal panen. (radar)