Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tampil Nyentrik, Orgil Pedotan Mahir Berbahasa Asing

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Misilah berdiri di atas tugu pembatas desa sambil menari dan berteriak kepada warga yang melintas di Dusun Kebunrejo, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, kemarin (23/5).

BANGOREJO – Dengan berpenampilan nyentrik, centil, dan berdandan menor, Misilah, 45, warga Dusun Kebunrejo, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, yang diduga mengalami kelainan jiwa ini menjadi perhatian warga. Setiap hari tongkrongan di sekitar Pasar Pedotan, Desa Kebondalem dengan tingkah yang nyeleneh.

Ulah perempuan itu terkadang mengganggu warga yang sedang belanja di pasar. Dia sering berteriak-teriak sambil menari-nari. “Kadang orang itu (Misilah) berdiri diatas tugu dan berteriak menyapa pakai bahasa Inggris,” ucap Risma, 20, salah satu warga Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo.

Tetangga Misilah, Safitri, 40, mengungkapkan kondisi Misilah yang tidak wajar itu sejak dua tahun terakhir. Tapi setelah pulang dari bekerja dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), jiwanya seperti labil. Kondisinya semakin parah setelah ibunya meninggal. “Mungkin karena depresi akibat tekanan dari majikan dan ditinggal oleh ibunya,” katanya.

Setiap hari, jelas dia, Misilah jalan-jalan di sekitar Pasar Pedotan dan nongkrong di atas tugu pembatas desa. Perempuan itu berteriak dan ngoceh menggunakan bahasa Indonesia, Inggris, dan Tiongkok. “Kalau sudah ngoceh tidak bisa dihentikan, kadang dia meneriaki pemotor yang sedang melaju,” ungkapnya.

Menurut Safitri, Misilah kini hidup sendirian. Terkadang, saudaranya datang untuk memberi makanan. Dia berharap Misilah diberi tempat yang layak agar tidak mengganggu orang di sekitar pasar dan jalan.

“Berharap ada bantuan dari dinas social agar keadaannya tidak seperti itu. Kalau bisa, direhabilitasi agar sembuh,” tandasnya.

Safitri juga menambahkan jika Misilah terus berada di sekitar pasar, akan membahayakan pengguna jalan dan nyawa Misilah sendiri. “Iya kalau waktu tidak ada orang bagaimana, jika terjadi sesuatu dengan dia. Apa lagi jalan semakin hari semakin padat,” cetusnya.