Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ternak Warga Hilang, Pak Kadus Kecemplung Septic Tank

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MUSIM penghujan di bulan Februari benar-benar membuat warga di seluruh Banyuwangi waspada. Banjir terjadi di
mana-mana. Sebelumnya, wilayah Banyuwangi kota lebih dulu dihajar banjir. Kemudian bergeser ke wilayah Banyuwangi Selatan.

Di sana tidak hanya banjir yang membuat kerusakan, bencana longsor juga bikin kalang kabut warga Desa Kandangan dan Sarongan. Nah, pada hari Senin (13/2), kemarin hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi di kawasan Banyuwangi bagian  utara, tepatnya di Kecamatan Kalipuro  dan Wongsorejo.

Akibat hujan lebat ini membuat banjir pun datang,  Diketahui ada dua desa di Kecamatan Wongsorejo yang terkena banjir, yakni Bangsring dan Bengkak. Banjir di Desa Bangsring dan Bengkak  kali ini benar-benar membuat kaget warga setempat.

Bagaimana tidak, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, wilayah tersebut masih belum terkena dampak banjir sebesar itu.”Sebelumnya ya pernah banjir tapi tidak sebesar ini. Air masuk  ke rumah warga mulai pukul 16.00. Semua warga sempat panik,” ujar Acep Supriyanto, 46, Kepala Dusun Paras Putih, Desa Bangsring.

Saat hujan lebat melanda, dia  yang sebelumnya masih berada di Kantor Desa Bangsring langsung menuju lingkungannya  untuk memastikan keselamatan warga. Betapa Kagetnya Acep, begitu dia tiba di Dusun Paras  Putih, air yang masih ke rumah  warga sudah mencapai lutut.

 ”Saat saya cek, airnya sudah mulai tinggi, perabotan dapur warga  banyak yang hanyut. Warga  menyelamatkan diri dari air banjir ke masjid,” ungkap Kadus berkepala plontos ini. Diceritakan juga, saat banjir datang, banyak juga ternak warga yang hanyut terbawa air.

Air mulai  masuk ke perkampungan karena  volume air sungai mulai membesar. Karena hujan tak kunjung reda, air sungai pun meluap dan  menggenangi rumah warga. ”Ternak warga seperti kambing dan ayam banyak yang hanyut. Dua kambing dan lima ayam  ternak warga ada yang hilang.  Mobil L-300 juga ada yang jalan sendiri karena terseret banjir,  tapi beruntung berhasil diselamatkan warga,” tambahnya.

Saat dia memastikan warga di salah satu rumah warga, genangan  air sudah pada ketinggian di bawah lutut. Dia pun memastikan keadaan di dalam rumah, apakah  ada warganya atau tidak. Namun  apes, saat dia keluar dari rumah, Acep tidak mengetahui bahwa yang dilewatinya tersebut adalah  septic tank yang ambrol terkena  banjir. Dia pun terjerumus ke dalam septic tank warga.

”Tidak  kelihatan jalannya karena  ketutupan air, pas saya lewat ternyata yang saya injak septic tank yang tergerus banjir. Saya terjerumus sampai air di leher  saya. Beruntung masih bisa menyelamatkan diri,” tandasnya. Banjir juga melanda perkampungan di Lingkungan Kemenduran, Dusun Krajan II,  Bangsring. Di perkampungan  yang letaknya berada di dekat  wilayah pantai ini juga  terdampak banjir kiriman.

Perabotan rumah warga dan  barang-barang elektronik diketahui banyak yang hilang dan rusak karena banjir melanda. ”Air sampai perut. Warga di sini  juga lari ke masjid karena masjid  bangunannya lebih tinggi. Yang banyak hilang itu perabotan dapur seperti panci, wajan, sutil  dan lain sebagainya,,” ungkap  Asarianto Sakdiah, 48, warga Lingkungan Kemenduran.

Selain itu, banjir juga menyebabkan lahan pertanian warga  seperti tanaman cabai dan jagung menjadi rusak. Dia menaksir, untuk ladang pertanian yang terdampak sekitar 40 hektare lebih. Sumur-sumur bor untuk pertanian pasca-banjir juga  banyak yang rusak dan tidak bisa digunakan kembali.

”Sumur bor ketutup tanah lagi setelah banjir.  Heboh pokoknya pas banjir kemarin. Mudah-mudahan tidak ada lagi banjir seperti ini. Kasihan warga yang tidak mampu. Di Bengkak juga terjadi banjir seperti ini,” terangnya. Sementara itu, tidak hanya  rumah warga yang terdampak  setelah banjir Senin lalu.

Kawasan laut konservasi di Pantai Bangsring juga demikian, setelah banjir saat ini air laut menjadi keruh.  Terumbu karang dan hewan-hewan laut pun terancam karena air yang keruh. ”Kami masih belum melihat dampak pastinya di dasar. Teman-teman belum berani menyelam karena air  masih keruh. Yang jelas lumpur-lumpur akibat banjir sudah mengendap di terumbu karang dan tentu itu menghambat pertumbuhan terumbu karang itu sendiri,” ungkap Ikhwan Arief, Ketua Kelompok Nelayan Samudera Bakti. (radar)