Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Tetap Meriah di Bawah Guyuran Hujan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

melasti-caturSRONO – Pawai ogoh-ogoh yang mengelilingi wilayah Kecamatan Srono dan Muncar berlangsung semarak kemarin pagi (20/3). Acara yang digelar menjelang perayaan hari Raya Nyepi itu, mendapat perhatian dari warga di sepanjang jalan.

Pawai dengan start dan finish di lapangan Desa Sumbersewu, Kecamatan muncar itu diikuti oleh sepuluh ogoh-ogoh dari sejumlah pura di wilayah Kecamatan Srono dan Muncar. Dalam pawai itu, ogoh-ogoh diangkut truk dan pikap.

Meski jumlahnya hanya sepuluh ogoh-ogoh, iring-iringan pawai tersebut cukup panjang. Umat Hindu banyak yang ikut pawai dengan mengendarai kendaraan sendiri. “Ogoh-ogoh itu melambangkan sikap angkara murka,” cetus ketua panitia, l Made Suwena.

Dengan pawai mengelilingi dua wilayah kecamatan itu, jelas Suwena, diharapkan masyarakat bisa terbebas dari segala bencana dan mara bahaya. “Selain itu juga terbebas dari gangguan segala penyakit, harapnya. Pawai ogoh-ogoh itu merupakan tradisi yang rutin dilakukan setiap tahun menjelang datangnya hari raya Nyepi.

Rangkaian acara beruntun yakni upacara melasti, pawai ogoh-ogoh, dan pada malam harinya dilakukan upacara Tawur Agung yang dipusatkan di lapangan Desa Sumbersewu. “Setelah atraksi, semua ogoh-ogoh akan dibawa ke pura masing- masing dan dimusnahkan dengan cara dibakar.” Jelas Suwena.

Usai rangkaian acara itu, jelas dia, semua umat Hindu akan pulang ke rumah untuk melaksanakan catur brata penyepian, yaitu amati gani, amati karya, amati lelungan, dan amati lelalungan. “Untuk catur brata penyepian ini mulai jumat tengah malam hingga Sabtu tengah malam,” ujarnya.(radar)