MUNCAR – Pencarian nelayan hilang akhirnya membuahkan hasil. Diman, 45, anak buah kapal (ABK) Sinar Cahaya yang dinyatakan hilang pada Senin (20/2) saat buang hajat di kapal, ditemukan oleh tim SAR Gabungan kemarin (22/2).
Saat ditemukan, nelayan yang tinggal di Dusun Palurejo, RT 1, RW 6, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. itu kondisinya sudah meninggal dengan tubuh mengapung di sekitar Kayu Aking, masuk perairan Muncar. Nelayan yang bernasib malang itu, ditemukan sekitar pukul 13.00.
Itu setelah tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, Pos AL Muncar, Pol Air, Syahbandar, Pokwasmas Rani, dan nelayan setempat melakukan pencarian sejak pukul 07.00. Dalam pencarian itu, diawali dari sekitar lokasi jatuhnya korban, dan ke utara mengikuti arus laut.
Pencarian yang dilakukan oleh tim SAR ini, sempat mengalami kesulitan karena kondisi air laut keruh. Tidak hanya itu, cuaca juga tidak bersahabat karena angin cukup kencang. Tapi, tim SAR tak menyerah dan terus melakukan pencarian hingga siang.
Sekitar pukul 12.00, pencarian pada korban diperluas hingga di daerah perairan Kayu Aking. Di tempat ini, mereka menemukan timba yang digunakan korban saat buang hajat. Tak lama, Diman berhasil ditemukan sudah meninggal dengan tubuh mengapung di laut yang tak jauh dari lokasi penemuan timba.
“Korban berhasil ditemukan sekitar pukul 13.00,” ujar Koordinator Pos Siaga Basarnas Banyuwangi, Farid Kurniadi, kemarin (22/2). Saat ditemukan itu, terang dia, jenazah Diman mulai rusak dengan mengeluarkan bau yang tak sedap. Selanjutnya, jenazah korban itu dievakuasi ke Pelabuhan Muncar.
Kabar penemuan nelayan yang hilang itu, dalam hitungan menit sudah menyebar di sekitar pesisir pantai. Puluhan warga berdatangan ke pantai seolah ikut menyambut jenazah korban yang diangkut perahu. “Setiba di pantai diperiksa tim medis,” katanya.
Dari hasil pemeriksaan yang ditemukan petugas kesehatan, tidak di temukan adanya luka bekas penganiayaan atau kekerasan. Kuat dugaan, korban itu jatuh ke laut saat buang hajat karena epilepsinya kambuh. “Jenazah korban langsung diserahkan pada keluarganya,” ujarnya.
Koordinator Pokwasmas Rani, Tukimi, mengatakan berdasarkan permintaan keluarga, jenazah Diman akan langsung dimakamkan. “Keluarga dan semua teman-teman korban ikut berduka, setelah dimandikan korban langsung dimakamkan,” jelasnya.
Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, Diman, 45, nelayan asal Dusun Palurejo, RT 1, RW 6, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, dikabarkan hilang kemarin (20/2). Pria tersebut diduga jatuh ke laut saat buang hajat di dek kapal bagian belakang.
Dari informasi yang berhasil dikumpulkan Jawa Pos Radar Genteng, Diman pergi mencari ikan sekitar pukul 07.00 bersama 15 anak buah kapal (ABK) lainnya. Dia ikut berlayar dengan naik Kapal Motor (KM) Sinar Cahaya milik Kusman, dengan nakhoda Ali Roso, 50, warga Dusun Krajan, Desa Kedungrejo.
“Diman ini memegang kemudi kapal,” cetus Ali Roso, sang nakhoda. Sekitar pukul 08.00, Diman meminta pada salah seorang temannya untuk memegang kemudi. Biasanya, kalau pemegang kemudi kapal itu minta diganti karena akan makan. “Diman minta diganti karena akan buang hajat,” terangnya.
Berselang beberapa jam, Diman tidak terlihat. Dia antara ABK mulai sadar kalau salah satu temannya tidak ada di dalam kapal. Seketika itu, Ali Roso meminta agar kapal di hentikan dan balik arah untuk mencari Diman yang menghilang.
“Sudah saya cari dengan teman-teman hampir satu jam, tapi dia tidak ditemukan. Timba untuk itu (buang air besar) saja tidak ditemukan. Jadi karena pencarian tidak ketemu, saya dan teman-teman langsung pulang lagi untuk melapor,” katanya. (radar)