KOMPAS.com — Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) akan memasang sistem navigasi modern berupa Instrument Landing System (ILS) dan Doppler Very High Frequency Omni-directional Range (DVOR) di Bandar Udara (Bandara) Banyuwangi.
Langkah tersebut dilakukan untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas layanan penerbangan di wilayah Banyuwangi.
Sistem navigasi modern tersebut berfungsi untuk membantu pesawat mendarat lebih tepat di tengah landasan pacu (runway), terutama saat kondisi jarak pandang rendah (low visibility).
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mendukung penuh inisiatif tersebut. Menurutnya, pemasangan sistem navigasi modern akan membuka peluang bagi lebih banyak maskapai untuk beroperasi di Bandara Banyuwangi.
“Sistem ini akan meningkatkan pelayanan penerbangan dan kian banyak maskapai yang tertarik untuk membuka rute penerbangan di Bandara Banyuwangi,” ujar Ipuk dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (12/11/2025).
Baca juga: AirNav: 21 Pesawat Batal Terbang dalam 3 Hari karena Layang-layang di Bandara Soetta
Sebelumnya, Ipuk telah bertemu dengan Direktur Utama (Dirut) AirNav Indonesia Avrianto Suratno, di Pendopo Banyuwangi, Kamis (6/11/2025).
Avrianto menjelaskan bahwa ILS dan DVOR akan memperkuat sistem navigasi di Bandara Banyuwangi sehingga keselamatan penerbangan dan proses pendaratan menjadi lebih aman dan efisien.
“Dengan alat ini kemungkinan gagal landing itu kecil, bahkan dalam kondisi cuaca kurang baik sekalipun,” jelas Avrianto.
Manager Fasilitas Teknik AirNav Cabang Surabaya An Naufal menambahkan, sistem ILS terdiri atas tiga komponen utama, yakni localizer, glide path, dan middle marker.
Localizer berfungsi memberikan panduan posisi tengah runway, glide path mengatur sudut pendaratan sekitar tiga derajat, dan middle marker menunjukkan jarak pesawat dari landasan.
Sementara itu, DVOR, berfungsi menuntun pesawat menuju arah bandara.
Baca juga: Penerbangan Delay karena Layang-layang, Angkasa Pura dan Airnav Minta Maaf
“Sistem navigasi modern ini akan menjadi daya tarik bagi maskapai untuk masuk ke Bandara Banyuwangi,” kata Naufal.
Selain itu, kehadiran teknologi navigasi modern juga akan mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah pilot, seperti Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi dan Bali International Flight Academy (BIFA) Banyuwangi, yang kerap menggunakan bandara tersebut untuk pelatihan.








