Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Transaksi Ikan Asin Kurang Bergairah

ikan-asinMUNCAR – Industri ikan asin di pasar ikan Brak Kalimoro, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kini sedang lesu. sepinya transaksi itu karena para penjual ikan asin kesulitan mendapatkan bahan bakuk.

Selain itu, pembeli juga merosot. Salah seorang pedagang dan perajin ikan asin, Sutami, 38, mengatakan, sejak musim barat daya ikan tangkapan nelayan berkurang. Bila dapat ikan, biasanya hanya lemuru. “Ikan besar sangat sedikit,” katanya.

Sutami mengaku, ikan asin yang dijual itu biasanya hanya jenis ikan besar. Saat ini nelayan seperti kesulitan mendapatkan ikan besar seperti itu. “Parahnya lagi, permintaan atas ikan asin juga menurun,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut dia, permintaan atas ikan asin dari sejumlah daerah menurun hingga 50 persen. Sebelumnya, permintaan dari luar daerah mencapai satu ton per hari. Tetapi, saat ini pesanan kurang dari separo.

“Harga ikan asin itu normal,” jelasnya. Ikan asin jenis kakap hatganya masih Rp 45 ribu per kilogram (Kg). Ikan asin gabus dijual Rp 30 ribu per Kg, ikan asin jenis mernying Rp 20 ribu per Kg dan ikan asin cumi dijual seharga Rp 40 ribu per Kg.

Pedagang ikan asin lainnya, Rahman, 28, mengaku tidak tahu penyebab lesunya pasar ikan asin itu. Jika biasanya para pedagang dari pasar tradisional, sepeni Pasar Srono, Rogojampi, dan Banyuwangi, itu rutin membeli ikan asin, kini hampir sebulan tidak ada yang memesan.

“Sekali ambil itu bisa satu kuintal, tapi ini sudah sebulan tidak pesan,” cetusnya. Dari sejumlah ikan asin yang dijual, jelas dia, ikan asin jenis teri yang paling diburu masyarakat. Selain harganya murah, ikan asin teri ini cita rasa yang nikmat.

“Kalau ikan asin besar ini yang banyak dibeli jenis pandahan, ukurannya panjang dan besar dengan harga relatif murah,” ujarnya. (radar)