Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tubuh Sutini Penuh Jahitan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

sutiniTiba dari taiwan, Jenazah TKI Langsung Dimakamkan
SEMPU – Jenazah Sutini, 35, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja cli Taiwan tiba di Dusun Nganjukan Kulon, RT 6, RW 2, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, pagi kemarin (26/2).

Kedatangan jenazah pahlawan devisa itu sempat menimbulkan kecurigaan keluarganya. Sebab, di tubuh perempuan putri pasangan Giman dan Pariyem itu terdapat luka bekas jahitan mulai leher hingga bawah pusar. Sepertinya, tubuh TKI ini baru dibedah. Jenazah Sutini tiba di rumah orang tuanya di Dusun Nganjukan, Desa Karangsari, sekitar pukul 04.30 diangkut mobil ambulans dari Unit Pelaksana teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan lembaga Kerja Indonesia (UPT-P3TKI) Surabaya.

UPT-P3TKI Surabaya selaku unit pelaksana teknis BNP2TKI yang telah dikoordinasikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa timur. Saat jenazah Sutini tiba tampak hadir perwakilan PT. Bina Swadaya Kerta Utama (BKSU) Surabaya selaku Pengarah jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang memberangkatkan dan memulangkan jenazah Sutini. Dalam rombongan itu juga ada Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Tenaga Kerja, pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertran) Banyuwangi, joko Sugeng Raharjo.

menurut Sugeng jenazah Sutini tiba di Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 22.00, Rabu (25/2). Pada pukul 22.30, jenazah keluar dari kargo bandara. Selanjutnya, jenazah TKI itu diangkut mobil ambulans dan tiba di rumah duka pada pukul 01.30, Kamis pagi (26/2). “Sesudah menyerahkan pada keluarga, pihak perusahaan yang memberangkatkan bersama mobil ambulans langsung pulang lagi,” terangnya. Kabar kedatangan jenazah Sutini ini, sudah disampaikan sejak sepekan lalu.

Ratusan keluarga dan wanga sekitar berdatangan untuk ikut menyambut kedatangan jenazah hingga pemakaman. Sebelum di makamkan, pada pukul 06.30, keluarga sempat membuka peti jenasah. Pihak keluarga dan warga yang melihat peti jenash dibuka, sempat dibuat terperangah karena jenazah yang mengenakan baju setelan wana hijau telur asin itu terlihat ada luka bekas jahitan di tubuhnya.

Petugas keamanan dari Koramil dan Polsek setempat sempat dibuat bingung dengan kondisi itu. Tidak sedikit warga yang menduga organ tubuh jenazah telah diambil. Petugas keamanan yang datang ke lokasi, sempat menenangkan keluarga dan pesiarah yang datang. Mereka juga berjanji akan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. “Ada luka bekas jahitan, jangan-jangan organ dalamnya diambil,” cetus salah satu warga.

Meski dianggap penuh kejanggalan, keluarga dan para tetangga tetap memandikan dan mengurus jenazah layaknya seperti biasa. Sekitar pukul 07.30, jenazah Sutini disalatkan dan dimakamkan ke pemakaman umum yang ada di desanya. Ayah kandung Sutini, Giman,59, di temui usai pemakaman mengakui kalau jenazah yang tiba di rumahnya, itu putrinya yang bekerja di taiwan. “Saya melihat sendiri itu Sutini, anak saya,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Minatun, 40, kakak kandung Sutini yang sebelumnya sangat menunggu kedatangan jenasah adiknya, ternyata tidak bisa diajak komonikasi.

Perepuan yang sebelumnya tampak tegar itu, beberapa kali harus jatuh pingsan dan dibopong setelah melihat adik kesayangannya sudah membujur kaku. Seperti diberitakan sebelumnya, pada Rabu (21/1), Giman, 59, ayah korban mendapat kabar jika putrinya, Sutini meninggal di Taiwan saat lari pagi. Kabar itu diperoleh dari salah seorang keluarga teman Sutini yang tinggal di Desa Blambangan, Kecamatan Muncar. Pada esok harinya, Kamis (22/1), Giman mendapat kabar dari kepala Desa Karangsari, mohammad Sholeh, kalau ditunggu PJTKI yang memberangkatkan Sutini di kantor Dinsosnakertrans Banyuwangi.

Dengan diantar perangkat desa setempat, Giman menuju kantor Dinsosnakertrans Banyuwangi. Di kantor itu, ada sekitar empat orang dari PJTKI dan menjelaskan kalau Sutini meninggal setelah lari pagi “Katanya kena serangan jantung,” terang Giman. Anak ketiga dari tujuh bersaudara pasangan Giman dan Pariyem itu, berangkat ke taiwan sudah kali ketiga sejak tahun 2007. Sejak cerai dengan suaminya sembilan tahun lalu. Sutini yang sudah punya satu anak, Dimas Nalendra, 10, setiap ada waktu luang selalu komunikasi dengan keluarga di Banyuwangi. (radar)