Tiang Listrik Ambruk, 7 Ekor Sapi Hanyut
SILIRAGUNG – Hujan deras sejak Sabtu siang kemarin (11/2) memicu terjadinya banjir di mana-mana. Setidaknya tujuh kecamatan di wilayah Banyuwangi Selatan terdampak banjir. Ketujuh kecamatan itu adalah Kecamatan Pesanggaran, Siliragung, Bangorejo, Gambiran, Cluring, Purwoharjo, dan Tegaldlimo.
Dari ketujuh kecamatan itu, daerah yang paling parah Kecamatan Pesanggaran, Siliragung, dan Bangorejo. Banjir yang mulai terjadi pukul 18.00, merendam ratusan rumah milik warga. Sejumlah rumah milik warga rusak berat, jalan ambrol, jembatan rusak, tiang listrik ambruk, dua sapi mati, dan satu sapi lainnya hilang.
Camat Siliragung, Hariono, mengatakan banjir yang terjadi itu setelah hujan turun dengan deras sejak pukul 17.00. Intensitas hujan yang tinggi, pada pukul 18.00 langsung identifikasi potensi banjir. “Dari pengalaman yang ada, bila hujan deras bisa banjir,” katanya.
Prediksinya ternyata benar, sekitar pukul 19.30 air dari Sungai Bango dan Sungai Gemenggeng di Desa Kesilir naik ke daratan dan mulai masuk ke perumahan warga, dan warga mulai mengungsi ke tempat lebih aman. “Saya koordinasi dengan BPBD, sekitar pukul 20.30, Tagana dan BPBD datang,” ujarnya.
Dari data yang ada, terang dia, dalam banjir ini banyak rumah warga yang terendam. Di Desa Kesilir, ketinggian air mencapai satu meter lebih. Sebuah tiang PLN juga ambruk setelah tertimpa pohon yang ambruk. “Dua pohon ambruk mengenai tiang listrik,” ungkapnya.
Camat Hariono menyebut, untuk sementara di Desa Kesilir ini rumah milik warga yang terendam ada 38 kepala keluarga (KK), sedang di Desa Seneporejo ada 40 KK. “Total kerugian masih dihitung dan korban jiwa kosong,” katanya. Selain bangunan yang rusak, akibat banjir itu tujuh ekor sapi jenis Limusin milik Takrib, 65, warga Dusun Silirsari, Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung sempat hanyut. Ketujuh sapi itu, hilang sekitar pukul 01.00 karena terbawa arus banjir. “tujuh sapi di kandang kenter,” terang Yoyok, 27, salah satu putra Takrib.
Setelah dilakukan pencarian, terang dia, hingga kemarin siang dari tujuh ekor sapi yang hilang itu, empat ekor berhasil ditemukan lagi. Dua ekor ditemukan mati dan satu ekor lainnya masih hilang. “Dua ekor ditemukan mati, satu ekor masih hilang,” cetusnya.
Sedang banjir di wilayah Kecamatan Bangorejo, itu karena meluapnya Sungai Bango. Debit air yang tinggi, membuat air tumpah ke daratan gingga merendam perumahan warga. Hujannya cukup deras, sungai tidak mampu menampung,’’ terang Camat Bangorejo, Didik Joko Sahono.
Untuk banjir di Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, warga menganggap sudah biasa. Setiap turun hujan deras, daerah di sekitar kantor kecamatan, polsek, dan perumahan warga di sekitarnya selalu banjir.
“Kalau hujan deras memang banjir,’’ kata salah satu warga di Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung. Meski sudah biasa, tapi banjir kali ini termasuk cukup tinggi. Akibatnya, gara-gara banjir ini kantor Kecamatan Pesanggaran, Puskesmas Sumberagung, kantor Desa Sumberagung, sejumlah sekolah dipenuhi lumpur.
“Sejumlah peralatan komputer dan alat penyimpanan vaksin terendam,” terang kepala Puskesmas Sumberagung, Mahfud Hadi. Kerusakan akibat banjir ini, juga menimpa TK Nusa Indah yang bersebelahan dengan Puskesmas. Di sekolah ini sejumlah alat peraga edukasi APE dan buku rusak karena terendam.
“Air masuk cukup tinggi, kerugian sekitar Rp 12 juta,” terang kepala TK Nusa Indah, Sumito Hadi. Yang tidak kalah parah, gara-gara banjir itu jalan penghubung Desa Sumberagung menuju Desa Sarongan dan Kandangan, tepatnya di sekitar gunung gamping ambrol. “Sudah kita pasang rambu-rambu,” terang Pj. Kepala Desa Sumberagung, Suryanto. (radar)