Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tunggu Waktu Berbuka, Main ke Gua Istana di Alas Purwo

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TEGALDLIMO, Radar Genteng – Para santri Pondok Pesantren Manbaul Ulum di Dusun Dambuntung, Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, ini punya cara unik untuk menunggu waktu berbuka puasa. Mereka main di Gua Istana di tengah hutan Taman Nasional Alas Purwo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo.

Aktivitas menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit, biasanya dilakukan dengan memancing, bermain bersama teman atau kerabat, atau sekadar duduk-duduk di taman sampai menjelang Maghrib. Tapi empat santri asal Pondok Pesantren Manbaul Ulum, Dusun Dambuntung, Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, ini memilih kluyuran di tempat wingit di Gua Istana, kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TN AP), Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo.

Para santri yang semua masih berumur remaja itu, ternyata dari luar daerah yang senang belajar ilmu agama di pesantren ujung timur pulau Jawa itu. “Ini baru pertama datang, main smabil menunggu buka puasa,” cetus Ilham Ramadan Danuarta, 14, salah satu santri itu.

Remaja yang mengaku dari Kota Palembang, Sumatera Selatan, itu mengaku sudah biasa ngabuburit di sekitar pesantrennya. “Ingin cari suasana yang berbeda, jadi pilih ke Alas Purwo, naik motor sama teman-teman,” katanya.

Ilham mengaku bersama tiga temannya hanya berbekal uang untuk bisa masuk ke destinasi wisata itu dan membeli bensin. Mereka tidak punya niat apa-apa, selain menghabiskan waktu saja. “Hanya menunggu buka puasa saja,” ujarnya.

Jarak Pondok Pesantren Manbaul Ulum di Dusun Dambuntung, Desa Kedungasri dengan Gua Istana itu sebenarnya lumayan jauh, yakni sekitar 21 kilometer. Untuk menuju ke gua yang dikenal angker itu, semua jenis kendaraan harus parkir di Pantai Pancur. Dari tempat itu ke Gua Istana yang berjarak sekitar dua kilometer, harus ditempuh dengan jalan kaki melewati hutan belantara. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai di gua yang masih sering digunakan bertapa itu. “Agak jauh, jalan lelah juga, capek hilang setelah sampai di Gua Istana,” terang santri lainnya, Iqbal Burhanudin, 14.

Iqbal yang mengaku dari Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, itu juga tidak kapok untuk berkunjung lagi ke Gua Istana. “Asal ada yang menemani, ya berangkat. Senang kalau bisa jalan bersama teman-teman,” katanya.

Setibanya di gua, Iqbal bersama tiga temannya foto bersama sejenak sebelum akhirnya untuk turun lagi dan kembali pulang ke pesantren. “Cuma mampir sebentar, mau pulang (ke pondok) biar tidak terlalu sore,” tutur Ilham. (abi)

source