Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tutup Karena Tidak Ada Barang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEMENTARA itu, sejumlah toko pakaian bekas di wilayah Kecamatan Genteng sudah mulai tutup, Senin (20/3). Mereka memilih menghentikan usahanya, karena kesulitan mendapat barang akibat pemerintah melarang impor baju bekas.

Salah satu toko baju bekas yang kini tutup, di timur Masjid Jami Baiturrahman, Dusun Krajan, Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. Kios baju bekas milik Nur Khotib, 50, itu selama ini yang paling ramai di Kota Genteng. “Sudah tutup tiga hari ini,” kata Nur Khotib pada Jawa Pos Radar Genteng.

Menurut Khotib, tokonya terpaksa ditutup lantaran barang dagangan tinggal sedikit dan kurang menarik bagi pembeli. “Ini tinggal yang jelek-jelek, jadi saya tutup sementara saja,” terangnya saat dihubungi via telepon.

Khotib mengaku saat ini kesulitan mencari baju bekas. Kondisi ini, sudah berlangsung sejak awal 2023. “Saya kulakan terakhir itu pas tahun baru (2023), setelah itu tidak pernah lagi, karena tidak ada barang,” ucapnya.

Karena barang dagangannya yang langka, Khotib mengatakan menjelang Lebaran nanti hanya menjual baju seadanya. Ia akan menghabiskan baju bekas yang tersisa. “Sementara tutup dulu, saya akan buka lagi setelah puasa,” cetusnya.

Dengan barang yang tidak ada, Khotib mengaku bingung. Ia terancam tidak bisa jualan lagi, karena tidak ada baju bekas yang beredar. “Kalau akhirnya ditutup, saya tidak bisa kerja lagi, saya tidak punya keahlian lain,” ungkapnya.

Bapak tiga anak yang jualan baju bekas sejak masih berusia belasan tahun itu, berharap ada solusi dari pemerintah bila usahanya ini mati. “Kalau bisa saya dikasih pekerjaan, jangan sampai usaha dipaksa berhenti tapi tidak ada solusi, mau makan apa anak dan istri saya,” cetusnya.

Pedagang pakaian bekas lainnya, Kurnia Sudarwati, 25, asal Dusun Selorejo, Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng mengaku hanya menjual baju bekasnya secara online. Sama dengan Khotib, ia juga khawatir mulai kesulitan mendapatkan barang dagangan. “Kami tidak bakal nekat jual, karena barangnya sudah tidak ada sama sekali,” pungkasnya.(sas/abi)

source