Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Udara Bercampur Debu, Warga Patoman Keluhkan Galian C

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Tampak dua alat berat sedang melakukan aktifitas penambangan galian C di wilayah Desa Watukebo. (Foto: kabarbanyuwangi.co.id)

BANYUWANGI Aktifitas pertambangan galian C di Dusun Patoman, Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari meresahkan warga setempat. Masalahnya, lalulintas truk material bermuatan pasir dari lokasi tambang menyebabkan polusi udara.

Butiran debu berterbangan di sepanjang jalan yang dilintasi truk. Tidak hanya mengganggu warga di dekat area penambangan. Masyakarat Dusun Patoman Barat, Desa Patoman yang berbatasan dengan Dusun Patoman, Desa Watukebo turut menerima imbas. Udara di sekitar lokasi tinggalnya bercampur debu efek dari jalan tanah yang dilintasi truk.

Menurut HN, dinding rumahnya yang baru dicat berubah menjadi kusam karena bercampur debu. Sementara pengecatan yang dilakukannya memakan dana yang tak sedikit. Parahnya lagi, warna cat yang mestinya cerah dan bertahan kurang lebih satu tahun kusam sebelum waktunya.

“Pihak penambang memang melakukan penyiraman jalan. Namun tetap saja tiap kali truk muatan pasir melintas butiran debu berterbangan. Udara jadi tidak sehat,” ungkapnya sembari meminta namanya diinisialkan.

Diperkirakan 150 truk berlalulalang di depan kediamannya untuk menuju lokasi galian. Deru mesin dumtruk sarat muatan bahkan menimbulkan kebisingan di kalangan warga. Ironisnya, masyakarat yang kediamannya dilintasi truk material tidak mendapat perhatian dari pengusaha galian C.

“Sudah pernah kita lakukan komunikasi, tapi masih sebatas janji. Sementara dampak polusi udaranya sangat terasa. Dulu galian itu pernah disegel, kok sekarang buka lagi,” keluh HN.

Aktifitas penambangan yang dimaksud HN beroperasi menggunakan dua alat berat. Satu unit berperan melakukan pengerukan. Sedangkan satunya lagi  melakukan pengisian muatan ke atas dumtruk. Aktifitas penambangan ini berada di persawahan produktif dan kini menimbulkan kubangan yang curam.

Informasinya, galian itu dulu milik pengusaha berinisial AW. Kini usaha itu telah berpindah tangan kepada KK asal Rogojampi. Peralihan usaha itu diakui oleh KK. Usaha pertambangan yang dia jalankan tetap memperhatikan warga sekitar.

“Sudah kita perhatikan, kalau ada yang mengeluh warga yang mana,” ucapnya. (kabarbanyuwangi.co.id)