Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ujian Sekolah Ditutup Mulok Bahasa Using

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Ujian mata pelajaran bahasa Using menutup rangkaian ujian sekolah (US) untuk siswa SD dan MI kemarin (23/5). Muatan lokal dengan materi bahasa asli Banyuwangi itu rupanya masih sangat diminati dan disukai para siswa SD.

Hal itu tampak dari bagaimana mereka terlihat sangat menguasai ujian tersebut. Kepala SDN 4 Penganjuran, Setyaningsih, menjelaskan bahwa mapel bahasa Using menjadi salah satu materi dengan nilai cukup baik yang diperoleh siswa.

Tak hanya di tingkat US, di tingkat ujian tengah semester (UTS) pun nilai para siswa selalu memuaskan. Sehingga, menurutnya materi bahasa Using masih dibutuhkan oleh siswa. Apalagi, bahasa Using adalah bahasa asli Banyuwangi.

Sehingga, para siswa menurutnya memiliki kebanggaan tersendiri sebagai warga pemilik bahasa tersebut. “Nilai semester anak-anak juga bagus. Nilai US tahun lalu juga bagus. Mereka juga selama ini berusaha menggunakan beberapa kosa kata bahasa Using yang mereka dapat dari pelajaran.

Jadi, dengan kata lain bahasa Using masih digemari dan dikuasai anak, sehingga harus tetap diajarkan,” terang Setyaningsih. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Sulihtiyono, mengatakan bahwa diharapkan siswa bisa mendapatkan nilai lebih baik tahun ini.

Itu sebagai wujud peningkatan kualitas pendidikan di tingkat dasar. Selain itu, terkait mapel bahasa Using yang diujikan di hari terakhir, Sulih menanggapi bahwa pembelajaran dan ujian itu menjadi cara melestarikan kebudayaan asli Banyuwangi.

Meski berdasar peraturan gubernur, bahasa Using belum dianggap sebagai sebuah bahasa, Sulih mengatakan bukan berarti mulok bahasa Using tidak boleh diajarkan. “Ada perbup dan perda yang mendukung pembelajaran bahasa Using.

Itu adalah langkah untuk mempertahankan budaya dan bahasaasli Banyuwangi. Nanti setelah kita dan DKB mengadakan kongres bahasa Using, diharapkan mulok ini bisa diajarkan lebih luas di SMP dan SMA,” ujarnya. (radar)