Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Up Grade Kapasitas, Puluhan Pejabat Banyuwangi Ikuti #MO Training

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengikuti #MO Training Series oleh Rumah Perubahan di Banyuwangi, Selasa (18/2/2020).

Dilansir dari banyuwangikab.go.id, pejabat yang terdiri dari kepala Organisasi Perangkat daerah (OPD) dan Camat itu, dilatih untuk melahirkan inovasi kebijakan di era Mobilisasi dan Orkestrasi (MO) seperti saat ini.

Pelatihan tersebut, menurut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, adalah upaya untuk meng- up grade cara pandang para pembuat kebijakan dalam menghadapi tantangan zaman.

“Kita perlu lensa baru untuk bisa melihat zaman baru. Jangan sampai, kita melihat persoalan saat ini, dengan cara lama. Maka, apa yang kita hasilkan pun akan sulit untuk menjawab tantangan yang ada. Istilahnya biar kami pejabat pubik ini tidak gagal paham menghadapi era saat ini. Kita butuh teropong baru untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi,” beber Anas.

Rhenald Kasali telah menerbitkan buku series #MO yang merupakan hasil riset terbarunya yang memetakan dengan jelas gejala mobilisasi dan orkestrasi yang belakangan marak dilakukan dengan dukungan teknologi digital untuk berbagai kepentingan. Mobilisasi dan orkestrasi di era digital ini membawa perubahan signifikan terhadap banyak hal, mulai dari marketing, komunikasi publik, pelayanan jasa publik, leadership hingga pengelolaan ekonomi.

Perubahan dalam mobilisasi misalnya, munculnya isu melalui media sosial yang digaungkan menggunakan tagar sehingga menggiring opini publik ke dalam berbagai kepentingan. 

Sementara orkestrasi, ditandai dengan munculnya cara-cara baru dalam value creation yang menjadi dasar ekonomi produktif. 

Di zaman yang serba digital ini, tidak hanya soal ekonomi yang bisa dimobilisasi sekaligus diorkestrasi. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pun seyogyanya harus mengadaptasi perspektif tersebut.

“Harapannya, agar kebijakan dan inovasi yang diambil benar-benar sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga strategi yang kami ambil bisa tepat,” ujar Kepala Bappeda Banyuwangi Suyanto Waspo Tondo Wicaksono yang menjadi leading sector kegiatan tersebut.

Pelatihan yang dilaksanakan satu hari penuh itu, diisi oleh Head of Consulting Rumah Perubahan Muhammad Taufik Ramadhan dan Founder Wahyoo Peter Shearer. Keduanya mengajak para pemangku kebijakan di Banyuwangi itu, memahami cara kerja mobilisasi dan orkestrasi yang bisa diterapkan dalam melahirkan inovasi kebijakan.

Taufik menegaskan bahwa inti dari mobilisasasi dan orkestrasi tersebut, tak sekadar mendigitalisasi berbagai data dan pelayanan.

“Jika meminjam ungkapan Profesor Renald Kasali, jika beranggapan teknologi digital tersebut, hanya mendelevery system, maka anda akan tersesat,” ujarnya.

Teknologi digital yang menjadi basis dari MO harus bisa memanfaatkan network effect (efek jaringan).

“Dengan terkoneksinya antara pemerintah dengan masyarakat dan berbagai instansi lainnya, akan menghasilkan efek positif. Namun, jika network yang tersambung dengan piranti digital itu, tidak terjaga dengan baik, maka menimbulkan efek negatif,” tegasnya.