KOMPAS.com – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajukan permintaan penambahan armada kapal kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mengurai kemacetan parah di jalur Situbondo–Banyuwangi.
Langkah ini diambil menyusul antrean panjang truk logistik yang hendak menyeberang dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Kemacetan tersebut terjadi karena terbatasnya jumlah kapal yang dioperasikan, khususnya untuk angkutan truk bertonase besar.
“Kami sudah meminta kepada Kemenhub penambahan armada kapal yang dioperasikan di Pelabuhan Ketapang. Atau ada perbantuan kapal yang bisa dikirim ke Banyuwangi dari pelabuhan lain untuk bisa mengangkut kendaraan tonase besar,” kata Ipuk usai rapat koordinasi bersama Forkopimda, Kamis (24/7/2025) dikutip dari rilis tertulis Pemda Banyuwangi.
Baca juga: Kemacetan Parah 28 Km di Jalur Situbondo-Banyuwangi, Sopir Truk: Ini yang Terburuk Sejak Saya Nyopir
Rapat koordinasi yang dipimpin Bupati Ipuk dihadiri oleh Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra, Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Arh Joko Sukoyo, Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, perwakilan Kejaksaan Negeri, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), serta sejumlah kepala OPD terkait.
Dalam rapat tersebut, dibahas sejumlah langkah konkret untuk menangani kemacetan yang terjadi di jalur utama Situbondo–Banyuwangi. Kemacetan ini disebabkan penumpukan truk pengangkut logistik yang menunggu giliran menyeberang ke Bali.
Berdasarkan data otoritas pelabuhan, dari total 17 kapal yang tersedia di lintasan Ketapang–Gilimanuk, hanya 11 kapal yang saat ini beroperasi untuk mengangkut truk sumbu tiga dengan tonase di atas 35 ton.
Sebanyak enam kapal lainnya masih menjalani perbaikan (docking) sebagai bagian dari evaluasi keselamatan pasca insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Kondisi ini menyebabkan antrean truk mengular hingga ke kawasan Hutan Baluran, perbatasan antara Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi.
“Arah utara ke selatan (Situbondo-Banyuwangi) memang padat. Tapi arah sebaliknya (Banyuwangi-Situbondo) jangan sampai ikut macet. Karena itu kami kerahkan lebih banyak personel,” ujar Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra.
Baca juga: Jalur Gumitir Ditutup, Ini Rute Alternatif dari Jember ke Banyuwangi
Ratusan Personel Dikerahkan
Untuk mengurai kemacetan, Polresta Banyuwangi mengerahkan sekitar 300 personel yang ditempatkan di sepanjang jalur arteri. Fokus pengamanan adalah mencegah aksi sopir truk yang nekat melawan arus (ngeblong) dan memperlancar arus lalu lintas.
Sementara itu, Pemkab Banyuwangi juga akan menambah personel dari Dinas Perhubungan dan Satpol PP untuk memperkuat koordinasi bersama TNI-Polri di lapangan.
“Bila memungkinkan nanti akan dibuka posko gabungan, dari Polri, TNI, dan Pemkab untuk mengatasi kemacetan ini,” ungkap Dandim 0825 Letkol Arh Joko Sukoyo.
Usulan Bantuan Kapal TNI AL
Selain meminta tambahan armada kapal reguler, Forkopimda Banyuwangi juga mengusulkan penggunaan kapal Landing Ship Tank (LST) milik TNI AL sebagai alternatif bantuan darurat.
Menanggapi hal ini, Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso mengatakan pihaknya masih akan mengoordinasikan usulan tersebut dengan instansi terkait.
“Masih akan kami koordinasikan, apakah memungkinkan untuk menghadirkan kapal LST untuk diperbantukan di Pelabuhan Ketapang,” ujar Danlanal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.