Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Venue Golongan Remaja dan Tunanetra Pindah ke UMKM

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Perombakan besar-besaran mewarnai pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Jatim XXVI di Banyuwangi kemarin (25/5). Dua tempat pertandingan (venue) dipindah. Selain itu, Pemkab Banyuwangi menyiagakan tenaga dokter dan mobil ambulans di masing-masing tempat pertandingan  yang tersebar di Kota Penyu tersebut.

Pemindahan venue itu dilakukan berdasar hasil pemantauan Bupati Abdullah Azwar Anas pada pelaksanaan hari pertama MTQ Jatim XVVI Minggu lalu (24/5). Kala itu bupati mendapati sejumlah temuan kurang menggembirakan.

Suhu ruangan tempat pelaksanaan lomba, yakni di aula Gedung Korpri Banyuwangi dan Aula Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) sangat panas lantaran lokasi tersebut tidak dilengkapi air conditioner (AC) atau kipas angin. Selain itu, khusus di aula Gedung Korpri, Anas mendapati suara sound system mendengung.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di hari kedua pelaksanaan MTQ kemarin, perlombaan yang sebelumnya digelar di kampus Uniba dipindah ke ruang ber-AC. Venue lomba MHQ 30 Juz dan tafsir bahasa Arab itu dipindah ke aula Minakjinggo kantor Pemkab Banyuwangi.

Pemindahan venue juga dilakukan untuk cabang lomba MTQ golongan remaja dan tunanetra. Pertandingan yang sebelumnya digelar di gedung Korpri itu dipindah ke aula kantor Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Banyuwangi.

Bupati Anas mengatakan, Pemkab Banyuwangi tidak ingin kecolongan dengan keteledoran staf atau miskomunikasi antara panitia lokal, panitia provinsi, dan event organizer (EO). Anas menegaskan, MTQ Jatim yang digelar di Bumi Blambangan harus berjalan baik.

Sebab, setiap kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan even akbar yang satu itu bisa menimbulkan citra negatif Banyuwangi. “Agar citra Banyuwangi tidak ternoda, kami tidak memedulikan apakah kekurangan itu terjadi pada pos yang merupakan domain panitia lokal, panitia provinsi, ataukah EO.

Yang kurang baik harus kita perbaiki,” tegasnya. Bahkan, Anas langsung meminta panitia lokal, panitia provinsi, dan EO, melakukan rapat setiap malam untuk mengevaluasi setiap kekurangan yang terjadi di lapangan. “Kami juga meminta beberapa bagian meninjau seluruh lokasi MTQ,” kata dia.

Menurut Anas, seluruh kafilah MTQ merupakan tamu kehormatan yang datang ke Banyuwangi untuk melantunkan ayat-ayat suci Alquran. “Jadi, sangat tidak pantas kalau tamutamu kehormatan itu tidak disambut dengan baik,” karangnya.

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Slamet Kariyono tidak menampik sejumlah perombakan itu dilakukan berdasar hasil pemantauan yang dilakukan Bupati Anas. Sekkab mengaku, pihaknya langsung menggelar rapat bersama para asisten, kepala bagian  di lingkungan Pemkab Banyuwangi, dan panitia provinsi.

Hasilnya, selain pemindahan dua venue perlombaan, kata Slamet, perbaikan sarana penunjang juga dilakukan di seluruh venue MTQ. Tempat-tempat yang sebelumnya tidak dilengkapi AC atau kipas angin, dipasangi kipas angin. Sekkab Slamet menambahkan, Pemkab Banyuwangi juga menyiagakan tenaga medis dan mobil ambulans di masing-masing venue.

Sebelum perlombaan, para peserta dan dewan hakim bisa memeriksakan kesehatan, misalnya mengecek tekanan darah. Tidak hanya itu, Pemkab Banyuwangi juga menyiagakan pelayanan kesehatan 24 jam bagi seluruh kafilah MTQ Jatim XXVI di Banyuwangi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) telah memberikan dua nomor yang bisa dihubungi kepada panitia untuk diteruskan kepada masing-masing kafilah. “Misalnya tengah malam ada anggota kafilah yang sakit, bisa menghubungi nomor tersebut. Petugas kesehatan selalu stand by,” pungkasnya. (radar)