Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Warga Sekampung Keracunan Urap-urap

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Korban keracunan, Yuli Kanti, mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Islam Fatimah, kemarin. (18/8)

Enam Orang Masuk Rumah Sakit

BANYUWANGI – Gara-gara menyantap hidangan makanan pengajian, warga satu kampung yang tinggal di RT 02/RW 03, Lingkungan Wonosari, Kelurahan Sobo, Banyuwangi mengalami keracunan masal, jumat pagi kemarin.

Enam orang terpaksa dilarikan ke RSI Fatimah, dua orang di RSUD Blambangan. Sebagian lagi menjalani perawatan di rumah masing-masing. Mereka mengalami mual, pusing, dan muntah-muntah.

Hingga tadi malam, warga yang opname masih mendapat penanganan serius dari petugas medis rumah sakit. Satu orang sudah diperbolehkan pulang. “Warga keracunan usai menyantap makanan di acara pengajian,” ujar Frengki Parwisa, salah satu kerabat korban keracunan ditemui di RSI Fatimah, kemarin.

Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, musibah keracunan berawal dari acara pengajian rutin malam Jumat di rumah Wayan Sumantri. Lingkungan Wonosari, Sobo. Pengajian diikuti sekitar 50 orang. Usai pengajian, warga langsung menyantap makanan dengan lauk ayam dan urap-urap.

“Peserta pengajian yang hadir 50 orang, sementara yang diundang 80 orang. Banyak yang tidak hadir,” kata Frengky. Usai menyantap makanana, warga tak langsung merasakan dampakanya.

Baru pagi harinya, banyak yang mengeluhkan sakit perut, mual dan pusing. Bahkan ada pasien mengeluhkan tidak bisa menggerakkan tangannya. “Yang muntah-muntah juga banyak,” kata Frengky.

Warga yang parah akhirnya dilarikan ke RSI Fatimah. Mereka adalah Doni Parwira, 36, Basiroh, 33, Yuli Kanti. 25, Sri Nur Handayani, 33, Sri Nur Handayanti, 33, dan Mustofa, 61. Sebagian lagi dibawa ke RSUD Blambangan. Mereka adalah Sri Hartini, 40 dan Munasir, 46.

Puluhan warga yang masih kuat menahan tersebut tidak sampai dilarikan ke rumah sakit. “Pagi saat salat subuh puluhan warga banyak yang mengeluhkan hal yang sama, sehingga semua warga langsung banyak yang dilarikan ke mantri,” ujar Frengki.

Salah seorang korban keracunan Munasir menceritakan, awalnya dia tak menyangka bakal keracunan. Karena itu, gejala pusing itu cukup dia minumi obat yang dibeli toko. Setelah dua jam minum obat sembuh, tetapi tidak lama kemudian kumat lagi rasa mual dan perut yang tidak enak.

“Saya terus minum obat karena saat itu posisinya kerja, tetapi saat kondisi lemah dan terpaksa pulang ke rumah kondisi badan malah ngedrop,” ujar pasien yang juga keracunan tersebut.

Munasir menambahkan, semua tetangga juga panik karena banyak yang mengalami hal yang sama. Saat pengajian usai, warga menyantap makanan nasi krawu atau nasi urap-ttrap. “Banyak warga yang menduga nasi dengan sayur dan ubi membuat warga merasakan keracunan,” katanya.

Sementara itu, dokter yang menangani pasien keracunan tersebut, dr. Zakky Armada mengatakan, pihakya masih belum bisa memastikan penyebab pasti keracunan tersebut. Hasil pemeriksaan sementara gejalanya bernama intuksikasi makanan.

“Kita harus mengecek makanan yang mereka makan sebelumnya, sehingga kita bisa menyimpulkan makanan apa yang membuat mereka keracunan,” ujar dokter umum tersebut.

Zakky menambahkan, kemungkinan makanan tersebut mengandung kuman. Sehingga daya tahan tubuh mereka menurun. “Mereka harus diinfus untuk mengembalikan daya tahan tubuhnya kembali normal,” tandasnya. (radar)