Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Waspada Cuaca Ekstrem Selat Bali

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
ILUSTRASI

WILAYAH Banyuwangi Utara, seperti Kecamatan Kalipuro dan Wongsorejo, akhir-akhir ini cenderung dilanda hujan lebat disertai angin. Kondisi itu tentu patut diwaspadai masyarakat di dua kecamatan tersebut. Tidak hanya di darat, kewaspadaan juga patut ditingkatkan di wilayah perairan.

Sebab, saat hujan lebat melanda tidak jarang memicu tingginya  gelombang laut. Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Ketapang, Ispriyanto, mengatakan sejauh ini wilayah Pelabuhan Ketapang  dan Selat Bali memang cenderung  dilanda hujan di waktu siang  hingga sore.

Meski begitu, hujan yang terjadi masih dianggap belum membahayakan pelayaran. Penyeberangan Selat Bali pun masih tetap  dibuka saat hujan lebat terjadi. Dia mengatakan, saat hujan  lebat terjadi tinggi gelombang di Selat Bali memang mengalami  peningkatan.

Namun, ketinggian masih berada di angka normal, yakni di ketinggian 0,8–1 meter. Jika ketinggian gelombang mencapai 2 meter lebih, maka pihak Syahbandar tidak akan segan-segan melakukan sistem buka-tutup pelabuhan. Sebab, tinggi  gelombang tersebut membahayakan kapal-kapal di Selat Bali.

”Kalau tingginya di atas normal ya kita tutup. Kita waspada saja saat ini,” kata Ispriyanto. Seperti diketahui, cuaca buruk yang melanda akhir-akhir ini tidak hanya menyebabkan beberapa bencana, tapi juga  menyebabkan nelayan hilang  saat melaut.

Yang terbaru, dua nelayan bernama Sulthon, 55, warga Dusun Palurejo, RT02/RW12, Desa Tembokrejo, Muncar, dan Sukarman, 69, warga Desa  Wonosobo, Srono, dikabarkan hilang di perairan Pandean, Situbondo, Senin (6/2). Diduga, hilangnya dua  nelayan itu disebabkan perahu yang  mereka tumpangi diterjang ombak. (radar)