Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Wisata Pulau Tabuhan untuk Segmen Khusus

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kelilingSEMENTARA itu, setelah sukses menjadi lokasi Summer Kite Surfing Camp, Pulau Tabuhan akan kembali jadi tuan rumah even yang sama dengan skala yang lebih besar tahun depan. Hal itu disampaikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pulau Tabuhan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, kemarin. Bupati Anas menegaskan, Pulau Tabuhan sebagai objek wisata memang diperuntukkan wisatawan khusus.

Nanti Tabuhan akan dirancang menjadi objek wisata yang dipromosikan kepada kalangan high end. Mereka akan diberi keleluasaan tanpa harus melibatkan masyarakat umum. “Masyarakat umum kalau ingin yang murah bisa ke Pantai Boom,” ujarnya. Dia juga berkomitmen, seluruh pengembangan harus dilakukan oleh pihak investor. “Pemda tidak akan keluar duit,” tegasnya.Menurut salah seorang inisiator acara, Jerome Van Der Kooij, Pulau Tabuhan sangat potensial dikembangkan menjadi salah satu spot kite surfing.

Melalui acara tersebut, dia bermaksud mengenalkan kite surfing kepada warga Banyuwangi sekaligus mengenalkan Pulau Tabuhan sebagai lokasi kite surfing yang patut diperhitungkan. “Kita introduksi di Banyuwangi, tempat paling bagus di dunia,” pujinya. Selain itu, ke depan, jika pengembangan tempat tersebut sesuai rencana, pemberdayaan masyarakat lokal juga menjadi komitmen mereka.

Salah satunya, melatih mereka menjadi instruktur kite surfing. “Harus kerja sama. Warga lokal harus dilatih menjadi instruktur,” ujar pria berkebangsaan Belanda itu. Sementara itu, salah seorang tokoh pemuda kelompok masyarakat nelayan setempat, Ikhwan Arief mengatakan, pihaknya berharap rencana pengembangan Tabuhan tidak meninggalkan etika terhadap ekosistem yang selama ini menjadi garapannya.

Hal itu karena Pulau Tabuhan merupakan kawasan konservasi kelautan dan perikanan. “Kawasan itu merupakan kawasan konservasi,” ujarnya. Selama ini, Ikhwan bersama masyarakat nelayan telah menzonasi kawasan tersebut. Sebelumnya, perusakan terhadap kawasan tersebut dengan mengambil kayu stigi, pasir, dan terumbu karang, pernah terjadi di kawasan itu.

Pihaknya bersama pihak Kementerian Kelautan RI telah melakukan upaya pelestarian dengan berbagai macam cara. Jika nanti lokasi tersebut dikelola investor, hal itu diharapkan bisa tetap dilakukan,. “Saya mengingatkan agar dikelola dengan memperhatikan ekosistem,” tegas ketua Kelompok Nelayan Samudra Bhakti itu. (radar)