Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Antrean BBM Mereda

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

antreanBANYUWANGI – Antrean kendaraan sempat terjadi di beberapa SPBU di Banyuwangi sejak sore hingga Senin malam lalu (17/6). Mereka rela antre lantaran khawatir harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi naik. Kekhawatiran itu dipicu alotnya pembahasan rancangan perubahan anggaran pendapatan dan belanja negara (P-APBN) yang salah satu poin pentingnya mengatur pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).

Aparat kepolisian juga melakukan penjagaan di sejumlah SPBU demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, meski akhirnya DPR RI menyetujui pemerintah menaikkan harga BBM, ternyata antrean kendaraan di SPBU justru tak terlihat kemarin (18/6). Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lapan- SEMENTARA itu, demi mengantisipasi membengkaknya anggaran akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Pemkab Banyuwangi berancang-ancang membatasi perjalanan dinas luar daerah.

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, kenaikan harga BBM diprediksi berdampak besar terhadap anggaran di Bagian Umum Pemkab Banyuwangi, khususnya anggaran transportasi. “Demi mengantisipasi kenaikan harga BBM, dinas luar kota yang tidak terlalu urgent kami batasi, sehingga ada penghematan BBM,” ujarnya saat dikonfi rmasi usai mengikuti rapat paripurna di kantor DPRD Banyuwangikemarin (18/6).

Bupati Anas mengatakan, jarak Banyuwangi ke ibu kota provinsi Jatim, yakni Surabaya, lebih jauh dibandingkan daerah lain. Hal itu mengakibatkan volume BBM perjalanan dinas pejabat Banyuwangi lebih tinggi dibandingkan daerah lain. “Karena itu, tugas luar kota  yang tidak urgent dibatasi,” ulasnya.  “Ternyata BBM tidak naik hari ini (kemarin). Mungkin karena itulah, tidak ada antrean berarti di SPBU,” ujar Arif, salah satu konsumen.

Menurut Arif, antrean panjang calon pembeli di SPBU berpeluang terjadi menjelang kenaikan harga BBM yang biasanya diberlakukan mulai pukul 00.00. “Berdasar pengalaman sebelumnya, biasanya antrean pembelian BBM terjadi sejak sore hingga malam. Namun, hingga ini waktu pasti kenaikan harga BBM belum diketahui,” kata dia. Sementara itu, Nurul, salah satu petugas di SPBU Jalan Yos Sudarso, Banyuwangi mengatakan, sejak pagi hingga sore kemarin tidak ada antrean kendaraan. Padahal, pada Senin malam, antrean kendaraan yang hendak membeli BBM sempat terjadi meskipun tidak terlalu membeludak. “Hari ini (kemarin) normal,” pungkasnya.

PEMKAB BATASI PERJALANAN DINAS

SEMENTARA itu, demi mengantisipasi membengkaknya anggaran akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Pemkab Banyuwangi berancang-ancang membatasi perjalanan dinas luar daerah. Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, kenaikan harga BBM diprediksi berdampak besar terhadap anggaran di Bagian Umum Pemkab Banyuwangi, khususnya anggaran transportasi.

“Demi mengantisipasi kenaikan harga BBM, dinas luar kota yang tidak terlalu urgent kami batasi, sehingga ada penghematan BBM,” ujarnya saat dikonfi rmasi usai mengikuti rapat paripurna di kantor DPRD Banyuwangi kemarin (18/6). Bupati Anas mengatakan, jarak Banyuwangi ke ibu kota provinsi Jatim, yakni Surabaya, lebih jauh dibandingkan daerah lain. Hal itu mengakibatkan volume BBM perjalanan dinas pejabat Banyuwangi lebih tinggi dibandingkan daerah lain.

“Karena itu, tugas luar kota yang tidak urgent dibatasi,” ulasnya. Anas menambahkan, pihaknya tengah merancang penghematananggaran perjalanan dinas dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) ta hun ini. Agar revisi anggaran terkait kenaikan harga BBM itu bisa segera dilakukan, pemkab berupaya mempercepat nota pertanggungjawaban APBD 2012. Sementara itu, Anas mengatakan pemkab sudah berkomunikasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk mengetahui dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi di Banyuwangi.

Dari komunikasi itu diketahui, dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi di Banyuwangi mencapai 0,93 persen (0,93 persen bukan total angka inflasi Banyuwangi seperti diberitakan sebelumnya). Angka sebesar itu lebih rendah dibandingkan dampak peningkatan harga BBM di Jember yang mencapai 2,3 persen. “Kami sedang bertanya kepada BI, variabel apa  saja yang bisa menekan infl asi tersebut,” paparnya.

Di sisi lain, Anas meminta Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi menggiatkan operasi pasar. Operasi pasar diharapkan dapat menekan kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan masyarakat. “Kami meminta Disperindagtam terus melakukan operasi pasar agar tidak terjadi kenaikan harga yang masif,” pungkasnya. (radar)