Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Batik Lokal Motif Paras Gempal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Sebanyak 164 model dari kalangan anak-anak, remaja, dan dewasa, mengikuti peragaan busana bertajuk “Fashion On the Pedestrian” Sabtu sore kemarin (9/10). Peragaan busana yang memanfaatkan catwalk trotoar Taman Blambangan itu merupakan acara awal sebelum perhelatan Banyuwangi Batik Festival (BBP) 2015 yang digelar hari ini.

Peragaan busana ini diikuti 164 model dengan rincian 40 model anak-anak, 90 model remaja, dan 34 model dewasa. Satu persatu model berjalan bergantian di atas  trotoar memamerkan busana yang dikenakan sejak pukul  15.00 sampai selesai.

Saat berlenggak-lenggok di atas catwalk, para fotografer tidak menyia-nyiakan kesempatan memotret para model yang sedang berlenggak-lenggok di atas catwalk itu. Semua model dari kalangan anak-anak sampai dewasa itu akan seleksi menjadi 40 peserta terbaik dan berhak tampil di BBF yang digelar hari ini.

BBF dilaksanakan malam nanti di Taman Blambangan sekitar pukul 19.00. BBF malam ini selain dihadiri Putri Indonesia 2015, Anindya Kusuma Putri, juga dihadiri artis ternama Krisdayanti. Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong juga dijadwalkan hadir sebgai wujud apresiasi terhadap industri kreatif Banyuwangi yang mulai tumbuh, termasuk batik.

Peragaan busana di trotoar kemarin dibuka langsung Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Hadir pula Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko dan beberapa jajaran forum pimpinan daerah (forpimda). Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam), Hary Cahyo Purnomo, beserta jajaran SKPD juga tampak membaur dengan masyarakat.

Putri Indonesia 2015, Anindya Kusuma Putri, juga tampak hadir menyaksikan Fashion On the Pedestrian hingga usai. Anas dalam sambutannya mengatakan, peragaan busana di atas trotoar itu untuk menegaskan bahwa pendestrian itu adalah hak publik.

Selain itu, Fashion On the Pedestrian itu juga mendorong kreativitas masyarakat lokal dalam mengembangkan batik Banyuwangi. Dalam peragaan busana kemarin, batik yang ditampilkan adalah batik lokal Banyuwangi dengan motif paras gempal.

“Ide itu tidak harus muncul dari sebuah gedung mewah. Di pinggir jalan pun kalau idenya pas saya kira oke juga,” ujar Anas. Adanya Fashion On the Pedestrian juga sangat berpengaruh terhadap usaha kecil-menengah (UKM) di Banyuwangi, khususnya batik.

Anas mengatakan, gerai-gerai batik di Banyuwangi mulai tumbuh sejak adanya Fashion On the Pedestrian dan BBF.  “Produksi batik kita semakin berkurang karena mulai diserbu banyak pembeli. Sekarang juga muncul beberapa butik-butik baru di Banyuwangi,” kata Anas.

Putri Indonesia Anindya Kusuma Putri juga sangat kagum dengan adanya Fashion On the Pedestrian tersebut. Anindya juga sangat takjub dengan busana-busana yang digunakan para model dari kalangan anak sampai dewasa itu.

Menurutnya, batik Banyuwangi memiliki kualitas yang sangat bagus dari segi motif.  “Ini pertama kali saya ke Banyuwangi, dan pertama kali juga saya lihat fashion di trotoar. Masyarakat Banyuwangi harus lebih bangga lagi karena memiliki aset batik lokal yang sangat bagus,” kata Putri Indonesia  kelahiran Semarang 3 Februari 1992 itu. (radar)