Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kampus Untag Kembali Memanas

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

 Tim-konsolidasi-Perpenas-ber-sitegang-dengan-para-dosen-Untag-Banyuwangi,-kemarin

BANYUWANGI – Konflik perebutan kursi kepemimpinan Perkumpulan Gema Pendidikan Nasional (Perpenas) 17 Agustus 1945 Banyuwangi sempat meredup pasca “penguasaan” kantor perkumpulan pendidikan tersebut oleh Kubu  Sugihartoyo Selasa malam lalu (1/3).

Namun,  situasi yang mulai kondusif tersebut kembali  memanas menyusul aksi sejumlah dosen dan civitas akademika Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) kemarin (8/3). Informasi yang berhasil dikumpulkan Jawa Pos Radar Banyuwangi, sejumlah dosen dan civitas aka demika Untag melakukan unjuk rasa di depan kantor Perpenas, Jalan Adi Sucipto, Banyuwangi.

Dalam aksinya tersebut, civitas akademika membentangkan baliho berisi pernya  taan sikap. Pernyataan sikap tersebut berisi  tiga poin penting. Poin pertama,  mereka mendesak pihak-pihak  yang berkonflik di lingkungan Perpenas, yakni Waridjan dan  Sugihartoyo, tidak ngantor di  kantor yang berlokasi di kompleks Untag tersebut.

Poin kedua, kampus Untag  Banyuwangi harus steril dari  orang-orang yang tidak ber kepentingan  dengan kegiatan di Kampus Merah Putih tersebut.  Poin ketiga, civitas akademika Untag mendambakan keamanan, ketenangan, dan menolak segala  bentuk anarkisme di kampus.

Selain membentangkan spanduk di halaman kampus, mereka  juga berupaya masuk ke kantor  Perpenas. Namun, mereka dihadang sejumlah anggota tim konsolidasi Perpenas yang dibentuk kubu Sugihartoyo. Sempat terjadi perdebatan antar  kedua kubu. Bahkan, sejumlah  mahasiswa yang berkumpul di depan kantor Perpenas nyaris  memukul beberapa dosen yang  melakukan aksi kemarin.

Beruntung, ketegangan berhasil diredam. Tim konsolidasi yang dikoman dani Hary Prianto bersedia melakukan dialog dengan para dosen di lobi kantor Perpenas. Saat melakukan dialog, sejumlah  dosen menyampaikan keinginan agar kantor Perpenas tidak lagi  di kompleks kampus Untag.

Selain  itu, mereka mengaku keamanannya terancam akibat konflik  kepemimpinan di internal Perpenas. Namun, permintaan agar kantor Perpenas terpisah dari kawasan kampus Untag tersebut  tidak disanggupi. “Kalau Anda merasa terancam, saya siap menjadi jaminan,” ujar Hary.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Perpenas, Sugihartoyo, menegas kan pada prinsipnya tindakan  yang dilakukan sejumlah dosen  Untag tersebut tidak wajar dan terkesan mengada-ada. “Karena unit-unit, termasuk Untag, merupakan  milik Perpenas. Jadi, semes tinya Untag tidak ikut campur dan melontarkan statemen  terkait aset Perpenas,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Sugihartoyo menambahkan, keberadaan dirinya sebagai ketua Perpenas justru untuk menegakkan legalitas lembaga dan unit-unit di bawah naungan Perpenas. Selain  itu, keberadaan pengurus yang mengantongi legalitas dari  Kementerian Hukum dan Hak  Asasi Manusia (Kemen kum-HAM) juga untuk melindungi kepentingan  siswa, mahasiswa, serta para guru  dan dosen yang bertugas di unitunit lembaga pendidikan.

“Kami tidak pernah merecoki proses belajar-mengajar dan penegakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sebaliknya, kami meminta pihak Untag bersikap netral dan tidak ikut campur masalah Perpenas,” pungkasnya. (radar)