Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Lahan Perhutani Seluas 10 Ha Ludes

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Kebakaran Hutan di Lereng Gunung Merapi

KALIPURO – Kebakaran yang terjadi di kawasan hutan lindung lereng Gunung Merapi, Kecamatan Kalipuro, sudah berhenti. Padamnya api yang membakar hutan lindung tersebut diakibatkan bahan bakar pemicu kebakaran di lereng Gunung Merapi itu telah habis.

Pihak Perhutani Banyuwangi Utara menyebut, total lahan yang terbakar dalam kobaran itu mencapai 10 hektare. Kepala Bidang (Kabid) kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharam Suryadi, memastikan kebakaran yang terjadi di lereng Gunung Merapi sudah padam sejak Minggu (25/10) beberapa hari lalu.

Padamnya api di lereng Gunung Merapi itu karena ilalang kering yang menjadi pemicu utama kebakaran benar-benar habis. “Api sudah padam, asapnya juga langsung hilang. Yang terbakar ini lahan kering jadi asap juga cepat hilang,” terang Eka.

Padamnya api di lereng Gunung Merapi itu selain karena bahan bakar pemicu kebakaran, ilalang kering sudah habis juga karena terbantu penyekatan lahan yang dilakukan pihak Perhutani. Penyekatan itu menyebabkan api tidak menjalar lebih jauh dan mendekati pemukiman warga.

“Selain ilalang kering tanaman bambu juga terbakar,” tambahnya. Pantauan tim BPBD Banyuwangi  di lapangan, ilalang kering di kawasan penyekatan di lereng Gunung Merapi memang sudah benar-benar habis terbakar.

Namun, ilalang kering di luar penyekatan terlihat masih banyak. “Di luar batas penyekatan yang dibuat oleh Perhutani itu ilalang keringnya masih ada. Tapi mudah-mudahan tidak ada lagi kebakaran,” katanya.

Wakil Kapala Administratur Perhutani Banyuwangi Utara, Fajar Arif Wicaksono mengungkapkan, dalam kebakaran hutan lindung di lereng Gunug Merapi itu lahan Perhutani yang terbakar mencapai 10 hektare. Fajar menyebut, di lahan yang terbakar tersebut tidak terdapat tunbuhan yang memiliki nominal rupiah yang cukup berarti. Karena secara keseluruhan, api hanya melalap ilalang-ilalang kering.

Ditanya apa penyebab kebakaran hutan lindung di lereng Gunung Merapi itu, pihaknya menduga akibat kelalaian manusia yang melakukan aktivitas di sekitar lereng gunung. Arif menyebut, di lereng Gunung Merapi tersebut banyak menjumpai yang mencari lebah hutan dengan cara dibakar.

“Kalau siapa-siapanya yang membuat pemicu api kami tidak bisa menyebutkan, karena itu sulit sekali. Dugaan kami memang karena kelalaian manusia. Yang pasti memang karena cuaca ekstrem ini membuat lahan menjadi kering dan mudah terbakar,” terang Fajar kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin.  

Lebih lanjut, meski api sudah padam, pihaknya tetap akan berkoordinasi dengan BPBD Banyuwangi untuk melakukan pemantauan di sekitar Gunung Merapi agar kebakaran hutan tidak kembali terjadi. “Penyekatan juga terus kami lakukan agar  terjadi kebakaran, api tidak meluas ke mana-mana,” pungkasnya.

Sementara itu, setelah api yang melalap sebagian lereng Gunung Merapi dilaporkan telah padam, kebakaran hutan juga terjadi di kawasan hutan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP). Masih belum diketahui secara pasti berapa luas lahan yang terbakar di lahan hutan TNAP tersebut.

“Yang terbakar hutan di Gumuk Kunci, Desa Ringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo. Berdasar laporan petugas di lapangan, api sudah teratasi,” pungkas  Eka Muharam. (radar)