Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Mahasiswa Siap Aksi Lanjutan Besok

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Aksi demo mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (Ampek) Jumat (13/11) malam lalu tidak digubris rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, Tutut Hariyadi.

Karena belum ada jawaban atas tuntutan yang diaiukankepada rektor tersebut, para mahasiswa tersebut berjanji akan melakukan demo serupa dengan jumlah massa lebih banyak di depan kampus Merah Putih Senin besok (16/11).

Salah satu koordinator lapangan (korlap) Ampek, Prastyo Cahya Ramadan, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi mengatakan sampai saat ini belum mendapat tanggapan apa pun dari pihak rektor terkait aksi demo yang dilakukan beberapa hari lalu.

Pihaknya akan melakukan aksi demo serupa pada Senin (16/11) besok dengan harapan agar rektor bisa memberikan jawaban atas tuntutan- tuntutan yang mereka orasikan.

“Akan kami kerahkan massa lebih banyak  untuk demo lagi hari Senin (besok). Tuntutan kita masih sama,” terang Prastyo Cahya Ramadan. Sementara itu, Rektor Tutut Hariyadi saat JP-RaBa mencoba mengonfirmasi, pihaknya tidak mau berkomentar apa pun terkait aksi demo yang dilakukan puluhan mahasiswa di depan kampus itu.

Tutut lebih memilih diam agar permasalahan tidak semakin panjang dan lebar. “Saya tidak mau komentar dulu. Kita takut salah dan takut memunculkan  saur manuk saling mengomentari. Biarkan kita selesaikan dulu secara internal, ” ujar Tutut singkat.

Sekadar diketahui, beberapa pendemo yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (Ampek) menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi pukul 18.00 Jumat (13/11) kemarin.

Demo itu digelar untuk menyikapi polemik yang terjadi di kampus Merah-Putih itu akhir-akhir ini. Polemik itu dirasa sangat merugikan proses belajar-mengajar mahasiswa. Dalam orasinya, puluhan mahasiswa itu menyerukan tuntutan agar sengketa yang terjadi di internal Perpenas itu segera disudahi.

Mereka juga menyerukan agar kembali mengaktifkan beberapa dosen yang dinonaktifkan dengan alasan keamanan. Selain itu, puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas itu menuntut pihak kampus mengklarifikasi dan mencabut Surat Rektor No. 0606/Sek-2/R-UT/XI/2015 yang dirasa tidak memiliki dasar logis.

Tidak hanya itu, mereka juga menyerukan agar pihak kampus bertanggung jawab atas isu tentang pembekuan kampus Untag Banyuwangi kepada seluruh mahasiswa. Yang paling sering dilontarkan mahasiswa dalam orasinya, mereka menuntut pihak rektor dan jajaran rektorat turun jabatan.

Sebab, yang telah terjadi itu dirasa melanggar kode etik pendidik. “Penonaktifan dosen dan beberapa karyawan kami kira bukanlah sikap yang wajar. Itu menunjukkan bahwa kampus tidak independen,” teriak Rian Kurniawan, korlap demo Jumat malam lalu.

Menurut Rian, penonaktifan beberapa dosen itu dirasa sangat merugikan pihak mahasiswa. Dari beberapa dosen yang dinonaktiikan, kata dia, ada empat orang yang saat ini telah menjadi dosen pembimbing skripsi. Dengan penonaktifan tersebut, mahasiswa yang akan melaksanakan bimbingan skripsi menjadi kesulitan karena dosen pembimbing sudah dinonaktilkan.

Jika beberapa tuntutan yang telah dibacakan mahasiswa itu tidak dikabulkan, mereka  akan  menggelar aksi demo serupa dengan jumlah massa lebih banyak. Aksi demo tersebut menyebabkan Jalan Adi Sucipto bagian barat ditutup sementara mulai pukul 18.00 hingga 19.00.

Selain membaca orasi, beberapa mahasiswa juga mendesak rektor menemui mereka. Namun, Tutut Hariyadi tidak muncul. Mereka pun melakukan aksi bakar ban bekas dan duduk-duduk di jalan raya. Lantaran tidak ditemui rektor sampaipuku] 19.00, puluhan mahasiswa itu akhirnya  membubarkan diri. (radar)