BANYUWANGI – Proses pelantikan rektor Untag rencananya digeber di auditorium Kampus Merah Putih itu mulai pukul 09.00 kemarin. Namun, lantaran ada penolakan dari sejumlah mahasiswa, upacara pelantikan dipindah ke hall Muncar 2, Hotel Santika, Banyuwangi, dan baru dimulai sekitar pukul 10.00.
Menariknya, pihak yang ditunjuk sebagai rektor Untag menggantikan rektor lama, Tutut Hariyadi, merupakan anggota TNI AL aktif berpangkat Kolonel Marinir. Dia adalah Dr. Sihar Simanullang, SH. M.A.P.
Berdasar daftar riwayat hidup yang dibacakan saat upacara pelantikan, Sihar diketahui masih bertugas sebagai staf ahli Panglima Komando Armada Wilayah Timur (Pangkoar matim) sejak tahun 2015 dan dosen Akademi Angkatan Laut (AAL) sejak 2009.
Prosesi pelantikan diawali pembacaan SK Perpenas tentang pemberhentian dengan hormat Tutut Hariyadi sebagai rektor Untag periode 2012-2013 sampai 2015-2016 dan pengangkatan Sihar sebagai rektor untag masa bakti 2015- 2016 sampai 2019-2020.
Setelah itu, acara dilanjutkan serangkai kata pelantikan oleh Ketua Perpenas, Waridjan, dan penandatanganan serah-terima jabatan (sertijab) dari Tutut kepa da Sihar. Dalam sambutan singkat setelah penandatanganan sertijab, Sihar mengatakan sebagai rektor terpilih, pihaknya akan berpegang teguh pada tujuan pendidikan.
“Kami meminta doa restu. Mari bersama-sama saling membantu dan saling mendoakan agar tujuan pendidikan tercapai dengan sebaik-baiknya,” ujarnya. Di sisi lain, saat menyampaikan sambutan, Waridjan mengatakan selama memimpin Untag, Tutut telah meraih prestasi yang signifikan.
Di bidang akademis, sebanyak 8 di antara 11 program studi di Untag berhasil meraih akreditasi “B” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT). Di bidang nonakademis, pengembangan sarana-prasarana fisik Untag juga mengalami kemajuan signifikan.
“Untag semakin maju dan semakin mendapat kepercayaan masyarakat. Terbukti, jumlah penerimaan mahasiswa selama dipimpin Pak Tutut naik,” kata dia. Kepada Sihar, Waridjan berpesan agar dia mengawal visi Untag, yakni menjadi perguruan tinggi yang unggul, taat asas, dan berwawasan kebangsaan.
“Tugas kita berat. Kita harus mencetak ilmuan atau sarjana yang mampu menegakkan kebenaran. Kami juga berpesan agar rektor baru segera melakukan konsolidasi,” harapnya. Sayang, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan usai dilantik sebagai rektor Untag, Sihar enggan berkomentar.
Sementara itu, Waridjan mengatakan, pengangkatan Sihar sebagai rektor Untag sudah memenuhi mekanisme yang berlaku. Dia mencontohkan, rektor dipilih oleh senat universitas. “Selanjutnya, hasil itu diajukan kepada Perpenas, kemudian Perpenas yang mengangkat. Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) hanya menerima laporan,” cetusnya.
Dijelaskan, jika yang ditunjuk sebagai rektor adalah pihak swasta, maka tidak perlu izin Kopertis. Berbeda halnya jika pihak yang diangkat sebagai rektor berasal dari kalangan pegawai negeri sipil (PNS), maka harus mendapat izin Kopertis.
“Seperti saat pengangkatan Pak Tutut sebagai rektor. Karena beliau PNS, saat kami calonkan jadi rektor, harus seizin Kopertis,” bebernya. Masih menurut Waridjan, pelantikan rektor dinilai mendesak dilakukan lantaran masa bakti Tutut sebagai rektor Untag Banyuwangi berakhir pada 17 Maret mendatang.
“Jadi, agar tidak terjadi kevakuman, harus diangkat rektor baru untuk memanajemen lembaga ini. Kami berharap secepatnya setelah dilantik segera ngantor agar perkuliahan berjalan efektif,” pungkasnya. (radar)