Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Masih Banyak Anak Drop Out

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Jumlah siswa putus sekolah (SPS) berdasar data Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi setiap tahun mengalami penurunan. Akan tetapi, di sekolah tingkat menengah, baik SMP maupun SMA, penurunan angka masih tergolong minim.

Oleh karena itu, sejak pertengahan September ini Pemkab Banyuwangi akan menarik para SPS agar kembali bersekolah. Kepala Dispendik Banyuwangi, Sulihtiyono, melalui Sekretaris Dinas, Dwi Yanto, mengatakan secara akumulatif jumlah SPS sebenarnya masih cukup banyak.

Banyak fakctor yang membuat jumlah SPS masih banyak, seperti masalah ekonomi dan keterbatasan kesadaran masyarakat terkait pentingnya sekolah.  Di samping itu, angka pernikahan dini masih cukup banyak di Banyuwangi.

Ditambah lagi, selama ini anak drop out jarang yang mau kembali ke sekolah, apalagi jika mereka sudah bekerja atau menikah. Memang jika melirik data, ada penurunan cukup baik di tingkat SD.  Pada tahun 2010 ada 102 SPS dan turun menjadi hanya 50 di tahun 2014 kemarin.

Namun, penanganan terhadap para siswa yang putus sekolah di tahun-tahun sebelumnya masih belum tersentuh secara menyeluruh. Dwi menjelaskan, kali ini pemerintah akan mengajak SPS kembali bersekolah. Jalurnya, ada yang akan dimasukkan ke sekolah reguler jika batas usianya masih sesuai.

Selain itu, ada yang dimasukkan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), seperti kursus dan kejar paket bagi SPS yang usianya sudah melebihi ketentuan sekolah reguler. “Kita tetap lihat batasannya, seperti SD yang maksimal sampai 12 tahun usianya, dan SMP yang maksimal sampai 18 tahun.

Tetapi, yang jelas para SPS ini akan mendapatkan akses pendidikan kembali,” terang Dwi. Untuk menginventarisasi para SPS secara riil, pemerintah menggunakan dua langkah, yaitu jalur birokrasi mulai tingkat kecamatan hingga RT, kemudian jalur Dispendik mulai UPTD sampai informasi antarsiswa.

Berdasar data tersebut, nanti para SPS akan diarahkan ke sekolah reguler ataukah PKBM. Terkait biaya, Dwi menjelaskan, mereka yang masuk jalur reguler akan dijamin dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Mereka yang masuk PKBM akan diberi bantuan supaya tidak terlalu berat.

“Mereka yang mau ikut program ini juga bisa mengajukan diri, tidak hanya yang ada di Banyuwangi. Yang di luar kota juga akan kita data,” ungkapnya. (radar)