BANYUWANGI – Pemberangkatan angkutan mudik gratis dari Banyuwangi ke beberapa kepulauan Madura di Pelabuhan Tanjung Wangi diwarnai kericuhan. Ratusan calon penumpang kapal memaksa masuk meski tak memiliki tiket.
Suasana semakin panas, saat perantau asal kepulauan Madura ini, mengetahui kalau kapal yang melayani ke kepulauan Madura ternyata ada satu unit saja.
Pagar yang dikunci dan dijaga petugas didorong paksa agar mereka bisa masuk dan naik ke atas kapal Sabuk Nusantara 56 yang sudah sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi.
“Kenapa selalu menjadi masalah kalau berangkat mudik di sini. Pasti kisruh dulu untuk dapat tiket,” ujar Mahfud, salah satu penumpang yang mengaku kesulitan mendapatkan tiket gratis, Minggu (3/6/2018).
“Mending kita bayar saja. Kalau biasanya bayar selalu lancar. Gratis mesti kisruh gini. Saya kecewa dengan mudik gratis dari provinsi ini,” tambahnya.
Setelah terjadi negosiasi dengan petugas KSOP Tanjung Wangi, akhirnya calon penumpang yang sudah memegang tiket disilahkan masuk ke area pelabuhan.
Namun persoalan kembali terjadi saat beberapa calon penumpang ternyata tidak membawa kartu identitas diri. Bahkan ada satu keluarga yang tidak memiliki tiket, memaksa masuk dan hendak masuk ke kapal.
Petugas pun terpaksa menghentikan dan meminta mereka untuk keluar dari area pelabuhan. “Mohon untuk kapasitas hanya 363 penumpang. Yang tidak bertiket mohon meninggalkan lokasi,” ujar petugas.
Kepala KSOP Tanjung Wangi, Agus Winartono membenarkan jika kapal Sabuk Nusantara 56 kapasitas angkut penumpangnya sangat terbatas. Kericuhan yang terjadi saat calon penumpang yang memaksa masuk, adalah bentuk kekhawatiran karena ada kabar kalau kapal yang akan melayani mudik ke kepulauan Madura hanya ada satu unit.
“Saat ini memang satu. Selanjutnya ada beberapa kapal lagi yang akan melayani mereka. Mengenai tiket yang sulit di dapat, karena memang yang datang langsung kita beri tiket. Sementara yang terlambat ya harus menunggu antrean selanjutnya,” ujarnya.
Hingga saat ini, masih ada ratusan calon penumpang yang masih bertahan di pelabuhan Tanjungwangi, untuk menunggu kapal yang akan mengangkut mereka pada tanggal 8 Juni 2018 nanti.