Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

ODR Covid-19 Asal Tulungrejo Meninggal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Rosidi Susanto (52) warga Dusun Sumbergondo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, dengan status Orang Dalam Risiko (ODR) Covid-19 meninggal, Selasa (21/4/2020).

Dilansir dari Radar Banyuwangi – Jawa Pos, meski berstatus Orang Dalam Risiko (ODR), proses pemakamannya dilakukan sesuai protokol kesehatan dengan dibantu 6 tenaga medis lengkap mengenakan APD (Alat Pelindung Diri).

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengatakan pada Sabtu (18/4), Rosidi Susanto baru tiba dari Bali dan langsung memeriksakan diri ke Puskesmas Tulungrejo. Saat itu, kondisinya memang kurang sehat.

“Saat dicek dan pendataan oleh tim medis, suhu tubuhnya 35,5 derajat celcius, dan ditetapkan ODR karena memiliki riwayat perjalanan dari daerah zona merah,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa dr. Rio tersebut mengatakan, selanjutnya tim medis Puskesmas Tulungrejo meminta untuk isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Pada Selasa pagi (21/4), ia bekerja membuat jemuran di belakang rumahnya.

“Masa karantina bekerja,” terangnya.

Saat membuat jemuran itu, terang dia, korban mengalami sesak napas dan mengeluh sakit pada bagian dada. Oleh keluarga diberi jamu herbal.

Setelah minum jamu kondisinya malah semakin parah. Pihak keluarga kemudian menghubungi Puskesmas Tulungrejo dan membawa ke RSU Bhakti Husada Krikilan, Kecamatan Glenmone. Tapi malang, korban meninggal dalam perjalanan.

“Nyawa korban tidak tertolong saat perjalan menuju rumah sakit Bhakti Husada,” katanya.

Menurutnya, dari hasil pemeriksaan medis Poli Paru Paru RSU Bhakti Husada Krikilan, pasien ini menderita penyakit jantung.

Hasil pemeriksaan itu, dikuatkan oleh keluarga dengan menyebut korban ini sering mengonsumsi obat kolesterol.

“Korban menderita penyakit jantung, tapi tidak pernah memeriksakan ke dokter,” terangnya.

Sementara itu, meski diketahui meninggal karena terkena jantung, tapi dalam pemakamannya dilakukan sesuai protokol kesehatan.

Jenazahnya dilapisi plastik, dibungkus kain kafan, dan dimasukan dalam peti mati. Untuk proses pemakaman, 6 tenaga medis RSU Bhakti Husada Krikilan diturunkan.

“Seluruh tenaga medis yang melakukan pemakaman dilengkapi APD, ini sesuai prosedur yang diterapkan,” pungkasnya.