Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pemkab Akan Beli Rumah Mucikari

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Akan Dianggarkan Lewat APBD

BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi yang akan memberikan bekal keterampilan kepada para pekerja seks komersial (PSK) ternyata harus terus ditindaklanjuti. Sebab, hingga kini masih banyak mucikari yang tetap menempati rumahnya di lokalisasi. Selain mucikari, juga masih ada PSK yang kerasan tinggal di lokalisasi meski telah diberi keterampilan.

Penegasan tersebut disampaikan Bupati Abdullah Azwar Anas saat melauncing program 10.000 kolam ikan di Dusun Jenisari, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, kemarin pagi. Menurut Anas, upaya pemkab mendata kota asal PSK berjalan lancar. Bahkan, saat ini para PSK di lokalisasi di Banyuwangi adalah penduduk asli Bumi Blambangan semua.

Sebab, PSK asal luar daerah sudah dipulangkan ke daerah asalnya. “Sehingga, saat ini jumlah PSK di lokalisasi sudah jauh berkurang dibanding sebelumnya,” ujarnya di hadapan sekitar seribu hadirin. Nah, para PSK asli Banyuwangi yang masih bertahan di lokalisasi tersebut saat ini sudah diberi anggaran Rp 3 juta per PSK untuk belajar keterampilan sekaligus membeli alat, seperti mesin jahit.

Berkat bimbingan pemkab tersebut, sebagian besar PSK kini sudah banyak yang meninggalkan lokalisasi. “Cuma laporan terakhir, ada PSK yang balik  lagi ke lokalisasi dan mesin jahitnya justru dijual,” tandas Bupati Anas disambut ger-geran  para hadirin. Salah satu penyebab yang membuat para PSK balik lagi ke lokalisasi adalah karena masih ada mucikari yang belum diberdayakan dan memiliki rumah di lokalisasi.

Menyikapi hal itu, pemkab akan membeli rumah mucikari lewat APBD. Tujuannya, agar para PSK yang sudah keluar tidak kembali lagi ke lokalisasi. Selain membeli rumah para mucikari, pemkab  juga berencana menyiapkan guru ngaji. “Bisa saja nanti kita bangun masjid di sana, dan sekalian ada ustadznya. Ini sedang kita rancang dan kita siapkan anggarannya. Mudah-mudahan nanti DPRD setuju,” harapnya.

Dalam kesempatan tersebut, bupati juga meminta agar para camat se-Banyuwangi mulai memperhatikan pertunjukan hiburan di berbagai tempat umum yang menampilkan artis berpakaian mini. Menurut bupati, pertunjukan hiburan yang menampilkan artis berpakaian seronok tersebut sangat tidak etis, apalagi ditonton oleh para anak kecil.

Bahkan pada waktu sekolah di Harvard, Amerika, bupati sempat dikritik oleh para dosen di sana, karena di Indonesia banyak pertunjukan di muka umum yang menghadirkan  artis berpakaian mini. “Nah di Amerika sendiri tidak ada yang seperti di Indonesia,” tandasnya. (radar)