Salah satu penjual bendera David Sumardi, 25, asal Desa/Kecamatan Semarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang membuka lapak di pinggir jalan raya Dusun Yosowinangun, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, itu mengaku sudah satu minggu berada di Banyuwangi untuk berjualan bendera.
“Saya sudah tiga kali datang ke Banyuwangi, datang setiap pertengahan Juli,” katanya seraya menyatakan datang bersama rombongan.
Tidak hanya menjual bendera merah putih dengan berbagai ukuran, David juga menjual berbagai pernak-pernik seperti umbul-umbul dan kaus bertema kemerdekaan. Di pinggir trotoar itu, dia menggelar dagangannya dengan membawa 70 kodi aneka bendera yang dibawa dari Bandung, Jawa Barat. “Ini barangnya bos di Bandung, kalau tidak habis bisa dikembalikan,” ujarnya.
Berbagai bendera yang ditawarkan, memiliki harga yang bervariasi mulai Rp 20 ribu untuk bendera jenis klebet yang biasa ditaruh di mobil, hingga mencapai Rp 400 ribu untuk jenis background.
“Background ukuran tiga meter harganya ada yang Rp 35 ribu, tapi ada yang di atas Rp 100 ribu” ungkapnya.
Untuk pembeli di Banyuwangi, jelas dia, yang paling banyak dicari adalah umbul-umbul. Para pembeli banyak dari perangkat desa dan pegawai kecamatan. “Umbul-umbul paling laris,” katanya.
David menyebut dalam sehari bisa menjual tiga bendera. Itu karena minat warga masih kecil. Biasanya, pembeli ramai saat memasuki Agustus. “Kalau Agustusan pembeli ramai, hari ini pembeli sudah ada empat, Alhamdulilah, bisa buat beli makan,” tandasnya.