BANYUWANGI – Suporter Laros Jenggirat menyambut baik rencana unifikasi Persewangi FC dan Persewangi 1970. Namun, persatuan suporter yang sudah berusia lima belas tahun tersebut mengaku belum menentukan sikap terkait dukungan mereka ke depan.
Hermawan, salah satu koordinator Laros Jenggirat mengatakan, sejak kabar bersatunya Persewangi, hingga saat ini Laros Jenggirat masih belum melakukan pertemuan. Sebagai organisasi suporter, pria yang akrab disapa Wawan itu mengatakan masih menantikan keputusan bersama.
Rencananya dalam waktu dekat, kemungkinan Laros akan melakukan pertemuan bersama untuk membahas sikap mereka dalam menanggapi klub tersebut.
”Kita akan koordinasi dengan Korlap dan Korcam dulu. Termasuk ketua umum Laros Jenggirat, Ihwan Arief nanti bagaimana. Kemungkinan rapat kita bersamaan dengan ulang tahun Laros bulan depan,” ujar Wawan.
Wawan menambahkan, akan tetapi masih ada satu hal yang dari dulu hingga saat ini masih menjadi tuntutan para suporter Laros. Yaitu, manajemen Persewangi. Dia berharap, nantinya klub berjuluk Laskar Blambangan ini tidak lagi dipimpin wajah-wajah lama yang menukangi klub itu sebelumnya.
Meski tidak jelas siapa yang dimaksud sebagai wajah lama itu, Wawan hanya menyebutkan, suporter menganggap sudah lama klub tidak mengalami kemajuan akibat dipimpin oleh manajemen yang itu-itu saja.
”Meskipun merger, kalau manajernya itu-itu saja, kami rasa juga tidak akan ada perubahan. Kami ingin yang terbaik bagi Persewangi. Jadi nanti setelah suporter bersatu mendukung klub, Persewangi juga dilirik banyak sponsor. Tidak seperti saat ini,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Laros Jenggirat Ikhwan Arief menambahkan, dirinya berharap Persewangi bisa lebih profesional ke depan. Terutama dalam mengelola sepak bola Banyuwangi. Karena selama ini, terutama setelah menjadi PT, manajemen Persewangi justru merasa klub ber-jersey merah hitam ini seolah milik mereka. Padahal, jika menilik sejarahnya, Ikhwan mengatakan, Persewangi adalah milik masyarakat Banyuwangi.
”Dulu, aturan menjadi PT adalah regulasi. Jadi, jangan kemudian PT dijadikan alasan bisa menjadikan Persewangi seperti sistem perusahaan. Prinsipnya, kita mendukung klub Persewangi jika memang bisa menyerap aspirasi masyarakat. Karena sejarah klub ini adalah milik Banyuwangi,” tegas pemerhati terumbu karang itu.