Kabid Humas: Jumlah Tersangka Bisa Bertambah
PESANGGARAN – Polda Jatim bergerak cepat dalam mengusut aksi perusakan fasilitas pertambangan di Gunung Tumpang Pitu milik PT. Bumi Suksesindo (BSI). Setelah menangkap dua orang yang diduga sebagai pelaku perusakan, Polda Jatim kembali meringkus satu pelaku lagi.
Kali ini pelaku yang ditangkap adalah SN, 42. Warga Dusun Pancer, Desa Sumbergagung Kecamatan Pesanggaran, itu disebut-sebut sebagai provokator perusakan dan pembakaran sarana milik PT. BSI yang terjadi Rabu (25/11) lalu.
“Memang betul SN sudah kita tangkap. Sekarang kita amankan di Mapolda. Dengan tertangkapnya SN, sementara tersangkanya tiga orang,” ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombespol RP. Argo Yuwono, dihubungi Jawa Pos Radar Banyuwangi tadi malam.
Dari tangan para tersangka itu, pihaknya mengamankan barang bukti kejahatan. Ada batu, bom molotov, dan peralatan untuk merusak. Ditanya apakah tersangka bisa bertambah. Argo belum bisa memastikan. “Tetapi, sepertinya bisa bertambah. Anggota masih di lapangan untuk melakukan penyelidikan,” imbuh perwira berpangkat kombes tersebut.
Terkait situasi keamanan di Tumpang Pitu, Argo menyebut sudah kondusif. Meski Polda Jatim masih menempatkan satu SSK Brimob untuk berjaga di sekitar Tumpang Pitu. “Anggota dilapangan juga melakukan tindakan persuasif kepada warga.
Intelijen juga turun untuk mendata di lapangan terkait aksi perusakan itu,” kata Argo. Sementara itu, Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama melalui Kasubag Humas AKP Subandi mengatakan saat ini sudah ada tiga warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung, yang ditangkap polisi karena diduga terlibat aksi perusakan dan pembakaran fasilitas milik PT. BSI itu.
Dua tersangka lain yang sudah diamankan adalah Jovan Tri Anggono, 19, dan Suyadi, 40. Jovan dan Suyadi yang dijemput polisi di rumahnya, oleh polisi langsung dikirim ke Polda Jatim. “Jadi ada tiga warga yang diamankan,’ tegas Subandi.
Menurut Subandi, SN ditangkap karena diduga terlibat dalam aksi perusakan dan pembakaran. Mengenai perannya, saat ini tersangka masih menjalani pemeriksaan. “Ini hasil pengembangan dari penyidik,” ungkapnya.
Kepada Jawa Pas Radar Banyuwangi, Subandi membantah jika polisi disebut hanya memburu warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung. Dalam melakukan penyelidikan, memilah pelaku perusakan dan pembakaran.
“Bekerja sesuai yang ada,” sebutnya. Subandi menyampaikan, saat ini ada upaya beberapa pihak yang mengadukan kinerja kepolisian kepada Komnas HAM dan lembaga lain. Baginya, itu hak masyarakat. “Silakan kalau mau lapor ke Komnas HAM, yang penting sesuai fakta di lapangan,’ katanya.
Informasi yang diperoleh JP- RaBa menyebutkan, saat ini polisi sudah mengantongi rekaman CCTV terkait aksi perusakan dan pembakaran sarana milik PT. BSI. Aksi tersebut terencana dan tersusun rapi. Malahan, ada warga yang terlihat membawa senapan angin dan ketapel.
Semua rekaman itu sudah dikantongi polisi untuk mengusut siapa aktor dan pelaku perusakan sarana milik PT. BSI itu. “Rekaman CCTV-nya ada kok,” ujar seorang yang tidak mau disebutkan namanya. Sekadar diketahui, lokasi penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu, Desa Sumberagung. Kecamatan Pesanggaran, membara Rabu lalu (25/11).
Warga yang kontra penambangan emas menerobos masuk dan membakar Pos 8 milik PT. BSI. Akibat aksi warga itu, Pos 8 yang berupa bangunan tenda habis terbakar. Bukan hanya itu, tiga unit sepeda motor milik karyawan PT. BSI dan sebuah mesin genset di pos itu juga habis terbakar.
Aksi warga itu terjadi mulai sekitar pukul 12.40. Saat itu sejumlah warga yang baru mengikuti mediasi di Hotel Baru Indah (BI) Iajag, Kecamatan Gambiran, kembali dan bergabungdengan warga lain yang sudah berkumpul di sekitar lokasi penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu.
Mereka merangsek masuk ke lokasi penambangan emas. Tetapi, gerakan warga itu berhasil digagalkan anggota Polres Banyuwangi dan Brimob Polda Iatirn yang sudah siaga. Melihat warga semakin beringas, aparat keamanan mulai represif.
Tembakan peringatan ke udara dilakukan demi menghalau warga. Dalam aksi itu, sedikitnya tiga warga terluka akibat tembakan petugas keamanan. Ketiga warga itu adalah Toko, Sunar, dan Paemun. Semua warga Desa Sumberagung. Mereka sempat dilarikan ke Puskesmas Pesanggaran oleh warga. Ada juga polisi yang terluka akibat lemparan warga. (radar)