Program Penggunaan Jamban Sehat Rakyat Aman
JAKARTA – Program Penggunaan Jamban Sehat, Rakyat Aman (Pujasera) yang diterapkan Pemkab Banyuwangi mendapat penghargaan Top 35 inovasi layanan publik dari Kementerian Pendayagunaan paratur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB).
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla kepada Bupati Abdullah Azwar Anas di Hotel Bidakara, Jakarta, kemarin (26/5). Sebelumnya, program Pujasera memperoleh penghargaan TOP 99 Inovasi Layanan Publik.
Dari hasil penilaian lanjutan tim Kemenpan-RB ke Banyuwangi, inovasi pemerintah daerah di ujung timur Pulau Jawa ini berhasil masuk TOP 35 Inovasi Layanan Publik. “Kami gembira program Pujasera terus mendapatkan penilaian yang baik dari kementerian. Kami berharap program ini bisa bermanfaat lebih luas dan bisa di duplikasi oleh seluruh daerah di Indonesia,” ujar Anas.
Program Pujasera merupakan inovasi Pemkab Banyuwangi di bidang kesehatan. Program ini mewujudkan suatu daerah steril dari aktivitas buang air besar (BAB) di sembarang tempat alias Open Defecation Free (ODF). Sejak diluncurkan tahun 2014, hingga saat ini sudah terwujud 2 desa ODF di Kecamatan Cluring.
Jumlah kepemilikan jamban di dua desa tersebut juga naik berlipat dari 1.034 keluarga menjadi 5.025 keluarga. Anas menambahkan, program Pujasera merupakan instrumen Pemkab Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Selain itu, Program Pujasera merupakan upaya mencetak generasi penerus yang cerdas dan memiliki daya saing tinggi.
“Kami ingin masyarakat Banyuwangi memiliki kualitas kesehatan yang baik,” kata Anas. Melalui program ini, pemerintah menyentuh kesadaran masyarakat agar mau mengubah kebiasaan yang kurang sehat, seperti BAB sembarangan.
“Pelaksanaannya, kami melibatkan banyak pihak, mulai tokoh masyarakat, tokoh agama dan Satgas ODF yang berjumlah 50 orang,” imbuhnya. Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, dr. Widji Lestariono, mengatakan Program Pujasera dilakukan di salah satu kecamatan Banyuwangi, yakni Kecamatan Cluring.
Wilayah ini memiliki banyak sungai yang biasa digunakan warga untuk berbagai aktivitas, mulai mandi, mencuci, hingga BAB. Lewat program itu, masyarakat di edukasi untuk tidak BAB sembarangan, melainkan menggunakan jamban. Meskipun awalnya sulit, setelah program ini berjalan, warga yang BAB sembarangan telah banyak berkurang.
“Di wilayah ini kepemilikan jamban masih rendah. Kami lakukan kampanye bebas buang air besar (BAB) di sembarang tempat alias open defecation free/ODF, secara masif,” kata pria yang disapa Rio tersebut. Salah satu caranya kampanye dilakukan mulai dari menempel pengumuman berisi ajakan menggunakan jamban sehat di sekitar sungai.
Edukasi secara berkelanjutan oleh kader pujasera kepada warga di setiap kesempatan perkumpulan warga, hingga gerakan membongkar jamban di sungai. Selain itu, program ini juga memfasilitasi warga yang belum memiliki jamban untuk mendapatkan pinjaman dengan bunga lunak dan bermitra dengan penyedia bahan bangunan. Di dusun setempat juga dibentuk
“Arisan Jamban” yang diikuti warga kurang mampu. “Dari arisan ini setiap bulan terbangun rata-rata 288 jamban. Setelah itu, warga dan kader Pujasera bersama-sama membangun jamban untuk warga kurang mampu tersebut. Juga ada intervensi pemerintah dalam bentuk bantuan untuk melengkapinya,” terangnya.(radar)